KEK Gresik Tarik Komitmen Investasi USD3 Miliar dari PT Freeport
EmitenNews.com - Pemerintah terus mengakselerasi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru di daerah dan mendukung pemerataan pembangunan di seluruh wilayah. Pemerintah juga terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan KEK untuk memastikan KEK beroperasi secara optimal dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Sesmenko Perekonomian selaku Plt. Sekjen Dewan Nasional KEK Susiwijono Moegiarso mengakui KEK benar-benar jadi andalan pemerintah. "Tujuan utamanya sebenarnya menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru dan mendorong ekonomi inklusif. Namanya inklusif, merata ke seluruh Indonesia,” ujarnya pada Rapat Evaluasi terkait Perkembangan KEK Gresik dan KEK Singhasari di Surabaya, Kamis (12/10).
Lebih lanjut, KEK Gresik telah ditetapkan pada tanggal 28 Juni 2021 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2021 tentang KEK Gresik dan mulai beroperasi dengan ditetapkannya SK Ketua Dewan Nasional KEK Nomor 1 Tahun 2022 tentang Penetapan Beroperasi KEK Gresik pada 8 November 2022.
Dari target 5 tahun dengan capaian investasi sebesar USD6,7 miliar, KEK Gresik saat ini telah berhasil menarik investor FDI (Foreign Direct Investment) dengan total komitmen sebesar USD4.7 miliar. Guna mengejar target 5 tahun pertama, di semester I-2023 KEK Gresik telah menarik FDI dari 5 pelaku usaha dengan komitmen investasi terbesar dari PT Freeport Indonesia senilai USD3 miliar.
“KEK Gresik ini juga pertumbuhannya luar biasa. Dengan hilirisasi smelter kemarin, Freeport kita tarik ke situ. Pentingnya KEK Gresik kita dorong semuanya,” ungkap Sesmenko Susiwijono.
Per Triwulan III-2023, realisasi total investasi KEK Gresik mencapai lebih dari Rp50 triliun rupiah, di mana lebih dari 80% dari investasi pelaku usaha dan sisanya adalah investasi pembangunan kawasan oleh PT BKMS selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK Gresik. Terkini, KEK Gresik kembali menerima komitmen investasi (FDI) dari PT Ambercycle Advanced Material Indonesia dengan rencana investasi sebesar USD130 juta.
Sementara itu, KEK Singhasari selain difokuskan sebagai pusat pendidikan kelas dunia dan menjadi jantung ekonomi kreatif dan digital, juga merupakan konsep KEK Digital pertama di Indonesia. Seiring dengan perkembangan, KEK Singhasari yang menjadi pionir KEK bertemakan jasa pendidikan telah menerima 5 surat minat dari universitas dari United Kingdom yang salah satunya yakni King's College London (KCL) pada 2021.
Didukung oleh the British Council, KEK Singhasari dan KCL telah menyelenggarakan kajian bersama tentang pendirian kampus bertema digital di KEK Singhasari pada 2022. Sepanjang tahun 2022, telah dilaksanakan diskusi intensif dan sejumlah kunjungan dari KCL dan KEK Singhasari, termasuk juga Pemerintah Indonesia melalui Dewan Nasional KEK dan Pemerintah Inggris dengan beberapa Menteri dan Utusan Khusus PM Inggris untuk pendidikan.
Lebih lanjut, KCL secara lisan telah menyampaikan komitmen dan permohonan fasilitasi kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Februari 2023. Kemudian hal tersebut ditindaklanjuti dengan penyampaian proposal yang saat ini sedang didiskusikan dengan Kementerian Pendidikan dan sejumlah Kementerian/Lembaga terkait.
Direncanakan pada Oktober 2023 nanti akan diadakan Symposium UK Trans National Education oleh KCL di Singhasari untuk menyampaikan hasil kajian dan diskusi dengan Pemerintah Indonesia, yang akan dilanjutkan dengan Penandatanganan Kontrak (MoA). Kegiatan pembelajaran KCL Indonesia sendiri ditargetkan akan dimulai pada September 2024.
Keberadaan KEK Singhasari diharapkan dapat mendukung pengembangan tematik regional dan kebangkitan pengembangan SDM untuk mengkatalisasi iklim "kompetisi" antar lembaga pendidikan. Selain itu, masuknya KCL juga diharapkan akan mendorong perguruan tinggi terkemuka lain untuk ikut berkontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Lebih jauh, selain menghemat devisa belanja pendidikan ke luar negeri, masuknya KCL diharapkan juga akan membawa serta repository Iptek dan berpotensi menjadi partner riset-riset tematik yang dapat menguatkan fundamental sektor strategis di Indonesia seperti ekonomi digital, keperawatan, hingga energi terbarukan.(*)
Related News
IPOL Ekspansi Bisnis Manufaktur Film Premium di Pasar Tiongkok
IHSG Ditutup Melonjak 1,65 Persen, Cek 3 Saham Top Gainers LQ45
Wulan Guritno Cabut, Chef Juna Jadi Komisaris LUCY
Pedagang Ritel MR.DIY Gelar Book Building Rp1.650-1.870 per lembar
Hati-hati! 5 Saham Dalam Pengawasan BEI
Tiga Saham Ini Masuk Papan FCA, Telisik Penyebabnya