EmitenNews.com - Kenaikan dolar AS pascapilpres Amerika Serikat yang dimenangi capres Partai Rebublik, Donald Trump, diprediksi akan membuat nilai tukar rupiah hari ini makin tertekan. Rabu kemarin rupiah sudah turun 0,53 persen (84 poin) ke posisi Rp15.832 per dolar AS.


"Seperti yang kita lihat, begitu Trump dilaporkan media menjadi pemenang pemilu Presiden AS, dolar AS langsung menguat. Posisi pagi ini indeks dolar di atas 105.20, hari-hari sebelumnya bergerak di kisaran 103-104," kata Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, seperti dilansir Info Publik, Kamis (7/11/2024).


Menurut Ariston, dolar naik karena pasar mengantisipasi kebijakan Trump di masa lalu. Trump diperkirakan akan menerapkan lagi kebijakan lamanya, seperti perang dagang dan kenaikan tarif.


"Sentimen mungkin bisa berlanjut hari ini. Apalagi pasar juga menunggu hasil rapat kebijakan moneter The Fed dinihari nanti," ucap Ariston.


Sehingga, tambahnya, konsolidasi masih akan terjadi. Dolar AS kemungkinan masih menguat dan rupiah bisa tertekan.


"Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp15.880-15.900. Sedangkan potensi support di kisaran Rp15.800 per dolar AS," ujar Ariston.(*)