EmitenNews.com - Widyaiswara pada Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] selaku UPT Kementerian Pertanian RI di seluruh Indonesia diserukan berinovasi membuat pupuk organik dan hayati. Tujuannya, mendukung para petani agar tidak tergantung pada pupuk bersubsidi.


Seruan tersebut dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi saat membuka Pelatihan online Bertani On Cloud (BoC) pada Kamis (14/4/2022) siang. Acara yang digelar BBPP Binuang secara daring dari Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan ini, berakhir Sabtu (16/4/2022).


"Berkreasi dan berinovasilah segenap insan pertanian. Beri solusi buat petani kita dengan inovasi-inovasi yang dikembangkan para widyaiswara, peneliti, dosen dan guru pertanian lingkup Kementan," kata Dedi Nursyamsi di Jakarta via zoom meeting didampingi Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati di Tapin, Kalsel.


Salah satu tugas widyaiswara dan lainnya pada unit pelaksana teknis (UPT) pelatihan dan pendidikan mendorong dan mendukung petani untuk memberdayakan potensi lokalnya, khususnya limbah pertaniannya menjadi pupuk organik dan hayati.


“Selain mengendalikan pencemaran lingkungan juga menjadi solusi dalam penyediaan pupuk berbasis limbah pertanian mandiri, untuk membuat pupuk organik dan hayati baik perorangan maupun kelompok dibimbing penyuluh, widyaiswara, dosen dan peneliti," katanya pada BOC yang dihadiri 500 partisipan di Kalimantan.


Hal itu sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang mendambakan para menghasilkan pupuk organik secara mandiri, yang kualitasnya bisa lebih baik dari pupuk anorganik saat ini. Hasil pertanian nonpestisida itu, kata dia, kualitasnya lebih bagus dan pasarnya bisa lebih besar. Pupuk organik itu makin menguntungkan ke depan, seharusnya petani memang bisa memproduksi sendiri.


“Selanjutnya para petani diberi pelatihan oleh para penyuluh pertanian untuk memproduksi pupuk secara baik. Tinggal bagaimana mengajarkan petani mengumpulkan kompos. Itu memang butuh keahlian dan itu peran widyaiswara dan penyuluh untuk mengajarkan," kata Mentan.


Pada BoC volume 170 tersebut, Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang Pembuatan Pupuk NPK Plus secara mandiri. Pupuk NPK merupakan pupuk makro yang esensial diperlukan oleh tanaman, namun tanaman juga memerlukan unsur mikro lainnya agar keseimbangan hara dalam tanah dapat lestari. Ia menyambut baik upaya Widyaiswara BBPP Binuang, Budiono, mencari alternatif dari sederet solusi menyelesaikan kelangkaan dan mahalnya pupuk di tingkat petani. “Itu keren, lanjutkan terus.” ***