Khofifah menjelaskan Jawa Timur merupakan provinsi terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah penduduk 42,08 juta jiwa dan wilayah seluas 48.037 kilometer per segi.

Provinsi ini memiliki potensi sumber daya alam dan manusia yang melimpah, serta infrastruktur komprehensif yang mendukung posisinya sebagai pusat perdagangan dan konektivitas di Kawasan Timur Indonesia.

Khofifah menjelaskan, Jatim didukung dengan keberadaan 37 pelabuhan, 21 rute dari 39 rute tol laut berangkat dari Jatim, 7 bandara, 12 ruas jalan tol, 13 kawasan industri, 2 kawasan ekonomi khusus, dan 1 kawasan industri halal. 

“Dukungan infrastruktur ini menjadikan Jawa Timur kini menjadi hub logistik dan ekonomi maritim nasional," ujar mantan Menteri Sosial itu.

Secara ekonomi Jawa Timur berkontribusi sekitar 14,54 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan terus mencatat kemajuan stabil di berbagai sektor, termasuk industri, pertanian, dan pariwisata.

Per Maret 2025, tingkat kemiskinan Jatim turun menjadi 9,5 persen, dan kemiskinan ekstrem berhasil ditekan hingga 0,66 persen, capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim yang telah masuk kategori tinggi sejak 2020.

Ke depan, Pemprov Jawa Timur akan memprioritaskan lima bidang utama: Di antaranya, peningkatan daya saing ekonomi dan inovasi, kualitas SDM, perlindungan sosial, pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pertanian berkelanjutan.

"Saya meyakini bahwa Singapura dan Jawa Timur memiliki banyak kesamaan tujuan, terutama dalam memajukan inovasi, SDM, dan keberlanjutan," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan menyampaikan bahwa hasil pertemuan dan silaturahmi dengan Gubernur Khofifah akan ditindaklanjuti untuk kerja sama pada masa mendatang.

Kedua pihak berharap hubungan tersebut tumbuh erat dan membawa kemakmuran yang lebih besar bagi masyarakat Jawa Timur maupun Singapura. ***