EmitenNews.com - Kebakaran hutan Los Angeles diproyeksikan menjadi salah satu bencana alam termahal dalam sejarah Amerika Serikat. Kerugian sementara dari kebakaran yang hingga saat ini masih berlangsung ditaksir lebih dari separuh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia tahun ini.


Seperti dilansir KBRN dari AP News, perkiraan awal kerugian dari kebakaran tersebut mencapai USD135 miliar (Rp2.202 triliun) hingga USD150 miliar (Rp2.447 triliun). Angka itu lebih dari separuh APBN Indonesia tahun 2025 ini yang sebesar Rp3.621,3 triliun.


Kepala Meteorolog AccuWeather, Jonathan Porter menyatakan, kebakaran ini kemungkinan menjadi yang termahal dalam sejarah modern AS. Perhitungan kerugian mencakup berbagai faktor, seperti kerusakan properti, infrastruktur, kendaraan, biaya kesehatan, kehilangan upah, hingga gangguan rantai pasokan.


Broker asuransi Aon PLC juga menyebut, kebakaran ini akan melampaui Camp Fire 2018. Camp Fire 2018 menjadi kebakaran termahal dengan kerugian USD12,5 miliar (Rp203,9 triliun) dan menewaskan 85 orang.


Total kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan akan terus meningkat, bahkan mencapai 4 persen dari PDB tahunan negara bagian California. Moody’s, perusahaan jasa analisis keuangan, menyoroti ini sebagai kebakaran termahal, karena di daerah padat penduduk dengan properti bernilai tinggi.


Ribuan properti di kawasan tersebut telah hancur, termasuk rumah-rumah selebriti dan eksekutif Hollywood. Skala dan intensitas kebakaran yang luar biasa, ditambah dengan jejak geografisnya, menunjukkan dampak ekonomi yang sangat besar.


Para ahli memperkirakan butuh beberapa bulan untuk menghitung total kerugian secara konkret. Porter dari AccuWeather menegaskan, bencana ini masih berada pada tahap awal dan kerugian kemungkinan akan terus bertambah.


Kebakaran terjadi sejak Selasa (7/1/2025). Kebakaran ini menewaskan 16 orang dan menghancurkan lebih dari 12 ribu bangunan, termasuk rumah-rumah bernilai jutaan dolar.(*)