EmitenNews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idBBB obligasi II/2016 PT Intiland Development (DILD). Surat utang senilai Rp162 miliar itu, akan jatuh tempo pada Selasa (29/6) 2021. Intiland berencana melunasi obligasi itu dengan kas internal. 


Intiland mempunyai saldo kas Rp1,4 triliun pada 31 Desember 2020. Saat bersamaan, Pefindo menegaskan peringkat idBBB perusahaan dengan prospek stabil. Obligor dengan peringkat idBBB memiliki kemampuan memadai dibanding obligor Indonesia lain untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meski begitu, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi.


Peringkat itu, mencerminkan posisi pasar Intiland relatif kuat di industri properti. Kualitas aset baik, dan cadangan lahan cukup besar. Namun, peringkat itu dibatasi tingkat leverage tinggi dan proteksi arus kas lemah, marjin lebih rendah dari perusahaan sejenis, dan karakteristik industri properti sensitif terhadap perubahan kondisi makroekonomi.


Pefindo dapat menaikkan peringkat kalau Intiland menurunkan tingkat financial leverage dan meningkatkan rasio proteksi arus kas secara konsisten. Didukung kinerja pra-penjualan kuat dan tingkat persediaan lebih rendah. 


Peringkat itu, bisa diturunkan jika pendapatan dan EBITDA secara signifikan lebih rendah dari proyeksi akibat keterlambatan penyelesaian proyek, dan perusahaan menambah utang jauh lebih besar daripada proyeksi, sehingga menyebabkan profil kredit perusahaan semakin memburuk.


Pefindo juga dapat menurunkan peringkat kalau pandemi Covid-19 terus berlanjut dan depresiasi rupiah terhadap dolar AS lebih tinggi dari perkirakan. Itu kemudian mempengaruhi kinerja bisnis karena segmen properti sangat berkorelasi dengan kondisi ekonomi.


Intiland bergerak sektor properti baik pembangunan maupun investasi. Portofolio perusahaan meliputi pengembangan kawasan superblock, perumahan (residential maupun high rise), kawasan industri, serta properti investasi. Sebagian besar proyek-proyek perusahaan berlokasi strategis di daerah Jakarta dan Surabaya. Sedang kawasan industri terletak di Mojokerto, Jawa Timur. 


Per 31 Desember 2020, kepemilikan perusahaan Hendro Gondokusumo. Pendiri perusahaan 15,69 persen, CIMB Securities Singapore Pte Ltd. 15,17 persen, PT Bina Yatra Sentosa 12,35 persen, Bali Private Villa Pte Ltd. 7,49 persen, Ping Handayani Hanli dan Suhendro Prabowo, anggota dewan direksi perusahaan, masing masing memiliki 2,54 persen, Jahja Asikin dan Sinarto Dharmawan, anggota dewan komisaris perusahaan, masing masing memiliki 2,54 persen, dan public 39,17 persen. (Rizki)