EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat Bali Towerindo (BALI) menjadi idA dari idA-. Selain itu, Pefindo juga mengerek peringkat sukuk ijarah berkelanjutan I tahun 2022 menjadi idA(sy) dari idA-(sy). Prospek peringkat perusahaan stabil. 

Lompatan peringkat itu, tersebab profil keuangan menguat, terutama dipicu visibilitas pendapatan kuat dari proyek stasiun bumi alias Very small aperture terminal (VSAT). Stasiun bumi memberi manfaat terhadap diversifikasi arus kas lebih beragam, dan profil utang lebih baik.

Kondisi itu, memberi perusahaan bantalan likuiditas untuk mengelola kewajiban dalam jangka menengah. Sukuk ijarah berkelanjutan I tahun 2022 tahun I seri B senilai Rp21 miliar akan jatuh tempo pada 16 Desember 2025. Perusahaan akan melunasi sukuk tersebut menggunakan kas internal.

Bisa juga memakai fasilitas kredit perseroan dengan saldo kas Rp157 miliar, dan fasilitas kredit sebesar Rp236 miliar per akhir Juni 2025. Peringkat itu, mencerminkan aliran pendapatan, margin laba perusahaan stabil, permintaan tinggi terhadap layanan broadband, dan kegiatan usaha terdiversifikasi. 

Peringkat diabasi oleh persaingan ketat industri, dan ketergantungan tinggi terhadap belanja modal yang didanai dari pinjaman. Peringkat dapat dinaikkan kalau perseroan mampu mengembangkan skala operasi di industri menara telekomunikasi, dan broadband tetap. Itu perlu diimbangi beberapa hal macam berikut.

Yaitu, perbaikan secara berkelanjutan struktur permodalan, perlindungan arus kas, dan posisi likuiditas. Peringkat dapat dilorot kalau pendapatan alias earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) perusahaan jauh di bawah target, atau perusahaan berutang melebihi proyeksi.

Di mana, utang itu akan berdampak pada pelemahan struktur permodalan, dan perlindungan arus kas. Peringkat bisa diturunkan kalau aliran arus kas secara negatif dipengaruhi tren konsolidasi telekomunikasi berpotensi mengurangi permintaan menara tanpa kompensasi akselerasi pertumbuhan segmen bisnis lain. 

Bali Towerindo bergerak bisnis menara telekomunikasi, bisnis penyewaan jaringan transmisi, dan penyediaan jasa internet indonesia. Khususnya Bali, Jakarta, dan beberapa kota Pulau Jawa. Per 30 Juni 2025, pemegang saham meliputi Charisma Cipta Towerindo 59,7 persen, Robby Hermanto, dan publik 40,3 persen. (*)