EmitenNews.com - Proses demokrasi di Indonesia untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang sebelumnya dianggap sebagai salah satu faktor wait and see para pelaku bisnis kini telah usai. Terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 diharapkan menjadi katalis positif tersendiri untuk iklim bisnis, ekonomi dan investasi. Di tengah kondusifnya iklim berusaha, dengan kinerja solid, target saham Telkom (TLKM) masih menjulang.

Salah satu sektor yang menjadi Industri paling menjadi perhatian adalah sektor telekomunikasi.  Industri telekomunikasi Indonesia menunjukkan perkembangan positif sepanjang 2023. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi digital Tanah Air yang ditunjukan melalui permintaan data dari pengguna terus mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada Februari 2024, Mirae Asset Sekuritas dalam laporannya menyatakan, pemain utama sektor tersebut dikuasai oleh tiga emiten antara lain Telkom (TLKM), Indosat (ISAT) dan Xl Axiata (EXCL). Hal tersebut ditunjukkan melalui data pengguna dan pendapatan ketiga emiten tersebut yang melonjak tajam. Pendapatan data sejumlah perusahaan telekomunikasi meningkat tajam, sehingga mendorong pendapatan secara keseluruhan.

"Industri telekomunikasi Indonesia akan melanjutkan tren positifnya pada tahun 2024. Dengan perkiraan peningkatan penggunaan data oleh masyarakat dan penekanan pada perluasan bisnis fixed broadband, pertumbuhan kinerja di seluruh sektor dapat diantisipasi," tulis laporan Mirae bulan Februari 2024.

Mirae Asset Sekuritas pun memberikan rekomendasi trading buy untuk saham seluruh pemain utama termasuk Telkom (TLKM), Indosat (ISAT), dan XL Axiata (EXCL). Target harga saham TLKM sebesar Rp4.790, ISAT Rp11.150, dan EXCL Rp2.600.

Teranyar, Telkom Indonesia (TLKM) telah merilis data keuangan yang berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp37,4 triliun pada akhir kuartal pertama 2024 atau tumbuh 3,7% YoY. Pencapaian ini didorong oleh pertumbuhan kinerja bisnis Data, Internet & IT Services senilai 11,3% YoY menjadi Rp 22,1 triliun. 

Dalam rilis yang diterima Selasa (23/4/2024), Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan, awal tahun 2024, TelkomGroup masih fokus pada langkah transformasi melalui strategi utama Five Bold Moves. Kinerja perseroan masih berjalan cukup baik, meski kondisi industri penuh tantangan dan gejolak geopolitik global yang memberikan pengaruh besar terhadap kondisi makroekonomi, termasuk kinerja saham Telkom. Meski demikian, Telkom optimis apa yang tengah dilakukan saat ini akan memberikan output yang positif untuk keberlanjutan perusahaan di waktu mendatang.

"Kami akan terus menjalankan bisnis dengan berfokus pada penguatan digital connectivity, digital platform, dan digital service,” katanya. 

Ririek Adriansyah mengatakan pada kuartal I/ 2024, TelkomGroup masih fokus pada langkah transformasi melalui strategi utama Five Bold Moves. “Alhamdulillah kinerja perseroan masih berjalan cukup baik, meski kondisi industri penuh tantangan dan gejolak geopolitik global yang memberikan pengaruh besar terhadap kondisi makroekonomi, termasuk kinerja saham Telkom,” katanya Minggu (21/4/2024). 

Telkom optimistis dengan yang tengah dilakukan saat ini akan memberikan output positif untuk keberlanjutan perusahaan di waktu mendatang. Kinerja Telkom memang di topang oleh soliditas group yang meliputi Telkomsel dengan terus fokus pada produktivitas pangsa pasar dengan jumlah pelanggan seluler mencapai 159,7 juta atau tumbuh 5,7% YoY dan pelanggan IndiHome residensial (B2C) 8,9 juta pada akhir Maret 2024.

Demi memperkuat posisi sebagai pemain dominan dalam aspek jangkauan konektivitas dan kualitas layanan, saat ini Telkomsel memiliki 257.349 Base Transceiver Station (BTS), yang terdiri dari 207.671 BTS 4G dan 710 BTS 5G. Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel mencatat pendapatan Rp2,2 triliun atau tumbuh 7,3% YoY, didorong oleh pendapatan sewa menara. EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing sebesar 9,9% dan 4,0% YoY dengan margin keduanya yang semakin baik senilai 83,5% dan 23,6%. 

Lalu, entitas lainnya adalah Mitratel (MTEL) yang sepanjang kuartal I/2024, berhasil menambah sebanyak 121 tower baru sehingga total kepemilikan tower menjadi 38.135 tower dengan tenancy ratio yang meningkat cukup baik dari 1,46x di 2022 menjadi 1,52x pada akhir Maret 2024. 

Bahkan pada akhir Februari 2024, Telkom (TLKM) melalui anak usahanya Telkomsat sukses meluncurkan Satelit Merah Putih 2 langsung dari Cape Canaveral, Florida. Satelit yang diluncurkan dengan roket Falcon 9 dan telah menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur (113 BT).

Ini merupakan satelit ke-11 sekaligus satelit pertama TelkomGroup yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS). Peluncuran Satelit Merah Putih 2 ini merupakan momentum penting bagi Telkom dalam mendukung terwujudnya pemerataan akses konektivitas di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). menjadi fondasi yang memperkuat portofolio bisnis satelit TelkomGroup yang dijalankan Telkomsat.

Sedangkan dalam riset yang diterbitkan oleh CGS International Sekuritas pada 18 April 2024, saham Telkom (TLKM) masih direkomendasikan hold dengan target price di 3.600.

Sedangkan riset dari Ciptadana Sekuritas pada 18 April 2024, juga masih merekomendasikan untuk pertahankan BUY pada TLKM dengan Target Price (TP) Rp4.200/saham. Ciptadana Sekuritas menilai setelah jatuh 18% YTD (vs. IHSG -1.5%), pihaknya memperkirakan angka-angka tersebut sejalan dengan tren membaik, selain itu hasil dividen sebesar 5,2% (biasanya dibayarkan pada bulan Juni) akan memberikan dukungan terhadap harga saham TLKM. Pihaknya, mempertahankan peringkat BELI pada TLKM dengan TP Rp4.20 per saham.

Sebagai penutup, Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyatakan, sektor telekomunikasi dalam downtrend, kalau kita berkaca pada telkom (TLKM) secara jangka pendek harus bisa mencermati atau selektif untuk trading jangka pendek menggunakan pullback saja. “Sedangkan untuk jangka panjang broadband dan internet relatif masih prospektif sehubungan dengan adanya dinamika pertumbuhan ekonomi yang ditunjang oleh konektivitas dalam merangsang ekonomi domestik, dimana konektivitas harus diwujudkan di bidang telekomunikasi dan digitalisasi sehingga prospek Telkom (TLKM) masih kuat ditambah perkembangan 5G yang menyeluruh,” kata Nafan kepada EmitenNews.com Selasa (23/4/2024). ***