EmitenNews.com - Vaksin tambahan penting buat anak, meski sudah mendapatkan asupan air susu ibu (ASI). Air Susu Ibu penting untuk melindungi dan membentuk sistem kekebalan tubuh, namun untuk perlindungan spesifik perlu bantuan vaksin pada anak. Ini penting agar dapat terlindungi sempurna dari berbagai virus pada masa depan.

“ASI adalah anugerah alami dari Tuhan yang memberikan nutrisi lengkap bagi bayi dan memiliki manfaat untuk menciptakan kekebalan secara umum. Meski begitu ASI tidak sepenuhnya memberikan kekebalan khusus terhadap penyakit tertentu yang berisiko fatal,” kata Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), Hinky Hindra Irawan Satari dalam diskusi yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI secara daring, di Jakarta, Jumat (25/10/2024).

Karena itu, vaksin lengkap yang disarankan oleh pemerintah perlu dijalani, agar anak memiliki kesehatan paripurna dalam tumbuh kembang mereka nantinya.

Hinky Hindra Irawan Satari mencontohkan polio. Ia menyarankan orang tua agar terus mengikuti dan memberikan vaksin tersebut kepada anak-anak mereka. Virus polio tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kehidupan anak.

Anak yang mendapatkan vaksin polio, senantiasa memiliki kekebalan terhadap penyakit fatal yang diakibatkan oleh virus tersebut. Penyakit fatal yang dialami oleh anak dengan virus polio itu dapat mengakibatkan kelumpuhan secara permanen.

“Dampak polio itu bisa mengakibatkan lumpuh, dampaknya itu sudah ada di berbagai daerah, sudah banyak contohnya,” ucap dia.

Karena itu, orang tua yang giat memberikan vaksin polio sesuai dengan jadwal, dapat menghindari anak-anak mereka terkena serangan virus yang dapat juga mematikan anak mereka.

Satu hal, meski sudah melakukan vaksin rutin dengan lengkap, bukan berarti juga anak-anak mereka dapat terhindar sepenuhnya dari virus tersebut. Mereka masih memiliki kesempatan untuk terkena sakit yang diakibatkan oleh virus polio.

Tetapi, orang tua yang sudah melakukan vaksin polio secara lengkap, dapat menghindari dampak  fatal yang dihadirkan oleh virus tersebut seperti lumpuh maupun kematian.

Vaksin yang diberikan kepada anak-anak tidak mematikan virus, melainkan hanya melemahkan virus tersebut, sehingga anak dapat memiliki tumbuh kembang yang baik dengan kesehatan lebih terlindungi.

Mengenai reaksi demam yang terkadang dialami sejumlah anak setelah menjalani vaksin, tidak bisa langsung diklaim sebagai dampak langsung atas vaksinasi.

“Kalau demamnya seminggu kemudian atau sejam setelah divaksin, itu juga kemungkinan bukan karena vaksin,” kata Hinky Hindra Irawan Satari.

Kalau kemudian ada anak mengalami demam pascavaksin, kemungkinan ada gejala lain yang memicu anak menjadi menderita demam, bengkak pada bekas suntikan, hingga terjadi sakit yang lainnya.

Hinky meyakini bahwa vaksin tersebut bukan menjadi faktor penyebab utama dari kasus tersebut. Vaksin polio yang diberikan oleh pemerintah ini, menurut dia sudah melewati berbagai uji klinis yang panjang.

Bahkan, kajian untuk mengeluarkan vaksin tersebut juga melewati berbagai uji klinis komprehensif, seperti uji laboratorium yang juga melibatkan berbagai ahli yang kompeten di bidangnya. Jadi, tidak serta merta diberikan tanpa adanya uji klinis yang panjang sehingga membahayakan anak-anak Indonesia dan juga dunia lainnya. ***