EmitenNews.com—PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) menargetkan proses akuisisi 10 persen saham PT Arutmin Indonesia akan rampung pada semester pertama tahun depan.


Menurut Direktur BIPI, Michael Wong saat pelaksanaan Public Expose Live 2022, sejauh ini rencana akuisisi 10 persen saham Arutmin masih berproses. "Secara legalnya belum dan baru melakukan agreement ada beberapa kondisi yang akan dipenuhi dahulu," ucap Michael.


Adapun akuisisi 10 persen saham anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Arutmin Indonesia (Arutmin). Transaksi ini merupakan bagian dari konversi utang PT Tiga Lima Rakso (TLR) kepada perseroan senilai USD 121,69 juta atau sekitar Rp 1,81 triliun (kurs Rp 14.905 per USD).


Nantinya, perseroan akan bertindak sebagai pemegang saham atau shareholder Arutmin, di mana pendapatan yang diperoleh dari investasi ini utamanya berupa dividen.


“Perkiraan saya, (perubahan pemilik saham) baru bisa efektif sekitar semester I 2023. Kami sifatnya lebih sebagai shareholder. Misalnya apabila ada pembayaran dividen, nanti kami juga terima,” imbuh dia.


Pada 22 Desember 2002, perseroan dan TLR setuju untuk menyelesaikan dan membayar utang sebesar USD 121,69 juta kepada perseroan dengan menyerahkan dan mengalihkan 10 persen dari saham yang dikeluarkan oleh Arutmin. Berdasarkan perjanjian penyelesaian, para pihak telah sepakat selama penyelesaian belum dipenuhi, kewajiban LTR kepada perseroan akan digunakan sebagai uang muka investasi


Berdasarkan laporan keuangan perseroan untuk periode yang berakhir Maret 2022, uang muka investasi PT Tiga Lima Rekso tercatat sebesar USD 121,69 juta, termasuk dalam aset tidak lancar.


Sebelumnya, BIPI melaporkan bahwa perseroan akan melakukan pengalihan segmen bisnis pada anak usaha, yakni PT Mitratama Perkasa dan PT Nusa Tambang Pratama agar lebih fokus memberikan pelayanan terhadap para pelanggan utama, yakni PT Kaltim Prima Coal dan Arutmin.


Terkait dengan akuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong senilai Rp7 triliun, menurut Michael, akuisisi terhadap sejumlah tambang milik PTT diperkirakan bisa terlaksana pada November 2022. Sehingga, pada akhir tahun ini akan terjadi lonjakan signifikan terhadap kinerja keuangan BIPI.


"Dari adanya tambahan aset ini, maka jumlah profit tahun ini tidak akan jauh-jauh dari profit tahun lalu," kata Michael sembari menyebutkan bahwa BIPI berencana melakukan publikasi laporan keuangan Semester I-2022 pada akhir bulan ini.


Lebih lanjut Michael mengatakan, keputusan BIPI mengakuisisi PTT Mining Limited sebagai langkah strategis anorganik untuk mendongkrak kinerja keuangan dan operasional di 2022.


"Perusahaan akan berfokus pada perluasan platform bisnis infrastruktur pertambangan, khususnya pada proyek-proyek baru di bidang jasa pelabuhan, logistik transportasi batubara dan pertambangan batu bara. Astrindo juga akan memaksimalkan potensi batubara ke produk turunannya yang lebih bersih," paparnya.


Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BIPI, Ray Anthony Gerungan mengatakan, sejauh ini perseroan sudah menyiapkan langkah strategis untuk menuju pada sumber daya yang ada menjadi hidro dan biomassa sebagai sumber daya terbarukan.


"Kami juga berencana membangun tenaga surya dan tenaga angin untuk melengkapi dan mendiversifikasi sumber energi kami. Hal ini sebagai inisiatif strategis utama dari grup kami," ucapnya.


Ray mengungkapkan, saat ini BIPI membuka peluang bagi institusi keuangan dan investor untuk mengembangkan sektor energi infrastruktur melalui platform bisnis Astrindo. "Sehingga ke depannya, pertambangan dengan basis netral karbon dapat beroperasi secara berkelanjutan," ucapnya.