EmitenNews.com - PT Bank Tabungan Negara (BBTN) gencar bersinergi dengan berbagai institusi, dan komunitas. Itu dilakukan untuk membantu pemerintah mengurangi backlog perumahan yang mencapai 11 juta unit. Salah satunya, bersinergi dengan komunitas santri melalui NU Circle menciptakan santri developer di berbagai daerah.


Bank BTN bersama NU Circle menggelar BTN Santri Developer Kebangsaan Batch 2 di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, setelah sebelumnya batch 1 diadakan di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Ajang itu, diharap banyak melahirkan pengusaha properti dari kalangan santri atau santri developer. Para santri developer bersama BTN bisa mengurangi backlog perumahan. 


Nah, dari sekitar 270 juta penduduk indonesia, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada backlog perumahan nasional di Indonesia 11,4 juta, dan cenderung bertambah setiap tahun. ”Kami berharap kalau memungkinkan 100 persen peserta lulus, dapat langsung terjun lapangan atau paling tidak mulai bekerja di perusahaan developer yang telah lebih dulu berkecimpung pada sektor perumahan untuk mempercepat proses belajar,” tutur Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo, pada acara peresmian pembukaan BTN Santri Developer Kebangsaan Batch 2 di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (29/1).


Saat ini, kebutuhan rumah sangat besar. Terutama didorong banyaknya angka pernikahan baru. Ditambah para kaum milenial sudah memasuki angkatan kerja. Namun, kemampuan pasokan perumahan tidak dapat mengikuti kecepatan pertumbuhan permintaan akan perumahan secara layak. Sayangnya, potensi besar itu, pada kenyataannya tidak serta merta saling mengisi, dan melengkapi. 


Ada berbagai kendala menghalangi. Salah satunya, jumlah developer perumahan menjadi supplier sektor perumahan, dan jumlah properti mampu diproduksi pengembang belum mampu mengisi gap permintaan atas perumahan layak. ”Untuk itu, BTN mengajak Santri Developer bersama-sama mengatasi kendala backlog perumahan masih mencapai 11 juta unit,” ucapnya.


Perumahan, sektor sangat defensif, dan tahan banting. Pada 2021 lalu, kala sektor usaha lain tertekan bahkan ada sektor usaha tumbuh negatif, bisnis properti salah satu sektor usaha tetap tumbuh. ”Sebagai lembaga intermediasi dengan fokus pembiayaan perumahan, dan sektor pendukungnya, Bank BTN harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, dan menjalankan fungsi sebagai lembaga intermediasi,” tukasnya.


Salah satu caranya, membuka peluang kerja sama dengan banyak pengembang perumahan. Tentu pengembang yang memahami seluk beluk perumahan. Pengembang memiliki pengetahuan benar mengenai cara benar mengembangkan perumahan. ”Itu sebabnya Bank BTN sangat mendukung acara Santri Developer Kebangsaan ini. Harapannya kita secara bersama-sama berkontribusi secara positif membantu pemerintah dalam program sejuta rumah, memberikan akses hunian layak kepada seluruh rakyat Indonesia, terutama yang belum memiliki rumah sendiri,” beber Haru.


Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan NU Circle Arsul Sani mengapresiasi Bank BTN terus mendukung, dan melanjutkan program Santri Developer Kebangsaan ini. ”Saya mengapresiasi Bank BTN terus bersama NU Circle membangun kompetensi santri melalui pelatihan Santri Developer, dan selalu dilaksanakan di pesantren,” pujinya.


Sinergi dari berbagai disiplin ilmu dalam proses pembangunan perumahan penting untuk mewujudkan hunian nyaman. Sehingga mampu menjalankan fungsi sebagai tempat untuk menanamkan nilai-nilai baik dalam keluarga. ”Bagaimana rumah dibangun dengan cara sesuai kaidah atau nilai-nilai berlaku menjadi hunian nyaman, sesuai tata kelola secara benar. Itu memerlukan ilmu yang benar,” ulas Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat.


Nah, untuk bisa diterima masyarakat, para developer atau pengembang perumahan harus bisa menginformasikan produk perumahan dengan benar. Pengembang perumahan perlu memahami disiplin ilmu komunikasi agar pesan diterima dengan baik, dan benar oleh masyarakat. ”Selain itu, para santri calon developer harus memahami dengan baik tentang tata kota, dan disiplin ilmu planologi agar pembangunan rumah tidak menyalahi aturan. Rumah tidak hanya unggul dalam penerapan teknologi tetapi mampu menciptakan kebahagiaan bagi penghuni yang merefleksikan nilai-nilai berlaku di masyarakat,” tegasnya.


Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi berharap program itu, bisa melahirkan santri yang bagus, pintar dan wirausahawan. Program BTN Santri Developer Kebangsaan, salah satu program santripreneur. Bertujuan mendorong santri, dan pesantren turut berkontribusi menekan angka kemiskinan, dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui penguatan kemandirian, dan kewirausahaan. ”Kami harap pelatihan ini melahirkan usahawan, berpartisipasi dalam membangun masyarakat,” harapnya.


Pengasuh Ponpes KHAS Cirebon, KH Musthofa Aqil Siroj menyebut program Santri Developer itu, sangat bagus untuk kemandirian santri. Santri berdaya memiliki nilai lebih karena bisa mencukupi kebutuhan diri, dan orang lain. ”Seperti diajarkan Nabi Muhammad SAW ketika didatangi seorang ibu tua miskin. Nabi Muhammad SAW tidak langsung membantu tetapi mengajak para sahabat untuk membeli pohon kurma sehingga kurmanya bisa dinikmati si ibu tua miskin tersebut. NU Circle melajukan fungsi itu dengan mensinergikan BTN dengan santri nahdliyin,” bebernya.


Visi dan misi besar NU Circle menyiapkan generasi nahdliyin menjadi generasi emas Indonesia pada 2045. NU Circle ingin membangun masyarakat profesional santri terus-menerus memproduksi santri-santri bertalenta profesional segala bidang terutama sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. ”Santri Developer Kebangsaan ini akan melahirkan developer-developer unggul, dan diharap dapat menyediakan perumahan bagi warga nahdliyin,” tegas Ketua Umum NU Circle Gatot Prio Utomo. (*)