EmitenNews.com - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), salah satu emiten tambang emas di Indonesia hari ini mengumumkan hasil kinerja keuangan atau laporan keuangan dan operasional periode kuartal I 2024.

Amman membukukan penjualan bersih USD 602 juta pada kuartal I-2024, naik tipis 1% dari periode yang sama tahun lalu dengan raihan USD597 juta. Adapun pendapatan itu setara dengan Rp9,79 (menggunakan kurs Rp16.269). 

Manajemen AMMN dalam keterangannya menyebutkan bahwa kenaikan tipis itu didorong oleh peningkatan volume penjualan emas sebesar 15% dan tembaga sebesar 5%.

"Meskipun hasil produksi yang baik pada Q1 2024, penjualan bersih hanya naik sebesar 1%. Hal ini karena penurunan harga tembaga sebesar 19%, yang diimbangi oleh peningkatan volume penjualan emas dan tembaga masing-masing sebesar 15% dan 5% , serta peningkatan harga emas sebesar 9%,” kata Direktur Keuangan AMMN, Arief Sidarto dalam keterangannya, Selasa (30/4/2024).

Meski penjualan naik tipis, laba bersih AMMN justru terpangkas 27% dari USD179 juta ke USD 131 juta pada kuartal I-2024. EBITDA juga menyusut 7% dari USD 349 juta menjadi US$ 326 juta. 

Arief Sidarto juga menjelaskan bahwa terdapat penundaan pengiriman selama beberapa minggu pada bulan Januari 2024 karena perseroan perlu merevisi izin ekspor agar bea ekspor tetap di 10%. 

Presiden Direktur Amman Mineral Internasional, Alexander Ramlie menjelaskan, AMMN memulai tahun 2024 dengan hasil produksi yang baik karena tingginya kadar bijih dari Fase 7. 

Produksi konsentrat pada Q1 2024 naik sebesar 28 % yoy, dengan produksi tembaga dan emas masing-masing meningkat sebesar 21% dan 34%.

“Saat ini kami sedang menuju puncak produksi Fase 7 dengan bijih berkadar tinggi, yang diperkirakan akan habis pada akhir tahun 2024. Pasca Fase 7, Kami akan bertransisi menuju penambangan bijih Fase 8,”kata dia.