Kualitas aset Perbankan Syariah tetap terjaga di tengah kondisi ekonomi yang menantang. Rasio Gross Non-Performing Financing (NPF) tetap stabil sebesar 2,4% pada Juni 2025 dan 2024, sementara rasio NPF (net) membaik menjadi 1,6% pada Juni 2025 dari 1,8% pada Juni 2024.

Pernyataan Eksekutif

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, mengatakan Maybank Indonesia pada Semester Pertama 2025 mencatat peningkatan pada pendapatan top line. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang berkelanjutan pada segmen-segmen utama, sehingga turut mendorong pendapatan bunga yang lebih tinggi dan yield terhadap saldo kredit. Demikian juga, dengan pengelolaan biaya provisi secara pre-emptive tahun sebelumnya, telah memampukan Bank menyesuaikan level pencadangan dalam rentang risk tolerance yang ditetapkan.

“Kami telah berada di jalur yang tepat dalam memperkuat segmen utama Bank yakni, wealth, pembiayaan otomotif, UMKM, dan korporasi lokal skala besar, yang terus menunjukkan pertumbuhan dan ketahanan di tengah tantangan ekonomi global. Upaya rebalancing portofolio kredit Bank diharapkan dapat memperkuat kesiapan kami dalam menghadirkan solusi sejalan dengan strategi super growth melalui pendekatan oneMaybank.”

Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato’ Sri Khairussaleh Ramli, mengatakan pencapaian Maybank Indonesia yang tercermin pada kinerja Semester Pertama 2025 menegaskan ketangguhan dan kapabilitas yang solid, serta fundamental yang kuat di tengah tekanan ekonomi global.

“Melalui arahan strategi M25+ Maybank, kami berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan bisnis pada segmen-segmen yang mumpuni, meningkatkan kualitas layanan, serta mendorong inovasi guna mendukung kebutuhan nasabah dan para pemangku kepentingan. Di saat yang sama, kami akan terus memperkuat fondasi bisnis kami di Indonesia dengan mengoptimalkan kapabilitas dan keunggulan Grup untuk mewujudkan aspirasi Maybank di tingkat regional serta memperkokoh permodalan kami.”

Anak Perusahaan perseroan yaitu  PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance)  mencatatkan peningkatan Laba Sebelum Pajak (PBT) sebesar 0,6% menjadi Rp281 miliar, didukung oleh pengelolaan risiko yang pruden dan pembiayaan yang selektif. Pembiayaan otomotif roda empat meningkat sebesar 0,3% menjadi Rp6,89 triliun, di tengah kondisi pasar otomotif yang terimbas ketidakpastian ekonomi. Rasio Non-performing Loans/NPL tetap stabil di 0,3% (gross) dan 0,1% (net) pada Juni 2025 dan Juni 2024.

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi pasar otomotif, pembiayaan roda dua WOMF naik 1,4% menjadi Rp6,35 triliun. Namun PBT tercatat sebesar Rp105 miliar, turun dari Rp137 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio Non-performing Loans/NPL sedikit meningkat menjadi 2,6% (gross) dan 1,2% (net) pada Juni 2025 dari 2,5% (gross) dan 1,2% (net) pada Juni 2024.