EmitenNews.com—Menteri BUMN Erick Thohir melaporkan laba konsolidasi BUMN pada kuartal III-2022 mampu melampaui capaian sepanjang 2021. Laba konsolidasi di kuartal III-2022 Rp 155 triliun, naik sekitar 24% dari nangka 2021 yang sebesar Rp 124,7 triliun.


"Di 2022 kuartal III, laba konsolidasi meningkat menjadi Rp 155 triliun. Jadi artinya sudah terjadi konsolidasi efisiensi dan fokus pembangunan ekosistem," kata Erick, dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI Senin (5/12/2022).


Tidak hanya itu, dari 2020 hingga kuartal III-2022, total kontribusi sebesar Rp 1.198 triliun. Terdiri dari pajak, bagi hasil dan dividen.


"Artinya lebih tinggi Rp 68 triliun dari sebelumnya. Ini yang saya rasa bisa jaga. Ini tapi kumulatif," ujar Erick,


Di sisi lain Erick meminta jangan terkecoh dengan angka laba yang tercantum dalam laporan keuangan sebesar Rp 209 triliun. Pasalnya angka tersebut mencakup dari hasil restrukturisasi Garuda Indonesia sebesar Rp 54 triliun.


"Ini ada Rp 54 triliun. Ini kita hanya bicara yang cash dan non cash, karena kalau digabungkan itu jadi tinggi sekali. Padahal tahun depan belum tentu ada non cash sebesar ini. Jadi jangan sampai (dibilang) kinerjanya menurun gitu," katanya sambil tertawa.


Tidak hanya itu, BUMN juga memberikan value kepada pemegang saham. Erick mengatakan, return emiten BUMN hampir 18%. Angka ini berasal dari 8,2% capital gain ditambah dengan dividen kumulatif di angka 9,8%.


Artinya lebih baik dari private sector yang di mana private sector itu capital gain dan dividen-nya 10,8%.


"Inilah kenapa kemarin bursa sangat gembira ketika kita dari BUMN bisa bekerja sama dengan bursa . Karena ketika dilihat salah satu pertumbuhan di bursa itu adalah BUMN . Kita 25% daripada penggerak bursa," tambahnya.


Selanjutnya, Erick juga mengatakan rasio utang terhadap modal diperkirakan menurun menjadi 34%, terus menurun dari tahun ke tahun dari yang di 2021 sebesar 36%.