EmitenNews.com - PT Pertamina (Persero) sedang menyusun langkah bisnis masa depan. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, Bioavtur atau J2.4 akan dijual untuk bahan bakar pesawat terbang, seperti Biodiesel 30 (B30). Pertamina akan mempersiapkan kilang Dumai, dan Cilacap untuk memproduksi Bio Avtur sesuai regulasi dan standar internasional. Harus ada kebijakan dari hulu ke hilir, yang juga melibatkan kalangan industri sawit, penghasil crude palm oil (CPO).
"Kami akan siapkan ada dua, dan yang siap di kilang Dumai dan di kilang Cilacap. Dua kilang ini komitmen kami, Pertamina," ujar Dirut Pertamina, Nicke Widyawati dalam konferensi Pers Seremonial keberhasilan uji terbang menggunakan bahan bakar J2.4, Rabu (6/10/2021).
Nicke Widyawati mengatakan, terkait rencana komersialisasi, masih ada aspek lain yang harus dipertimbangkan secara matang. "Komersialisasi tentu ada aspek lain harus kita lihat. Apa lagi tahun depan dari Kementerian Keuangan akan menerapkan carbon tax. Tentu kita harus yang bisa lihat sebagai mekanisme."
Pertamina melihat pengembangan Bioavtur ini memiliki rantai nilai atau value chain yang menjanjikan. Namun, Pertamina tidak bisa mengontrol bahan baku CPO-nya. Karena itu, harus value chain tersebut harus ditangani secara utuh, karena bahan baku CPO, tidak di bawah kontrol Pertamina. Harus ada kebijakan utuh dari hulu ke hilir, yang melibatkan pemerintah, Pertamina, dan kalangan industri crude palm oil (CPO), atau minyak kelapa sawit.
Dalam prosesnya, Pertamina berharap ada suatu kebijakan yang utuh dari hulu ke hilir agar komersialisasi produk Bioavtur bisa berjalan baik. Intinya, bagaimana agar produk tersebut selesai dari sisi komersialisasinya maupun dari sisi availability, atau kesiapannya, sehingga hasilnya maksimal. ***
Related News
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya
BI Kerahkan Empat Instrumen untuk Jaga Stabilitas Rupiah