Masuk Indeks Kompas100, Ini Fundamental dan Prospek Kinerja INET
ilustrasi papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Dok/EmitenNews
EmitenNews.com -Bursa Efek Indonesia (BEI) mengevaluasi jajaran pengisi indeks IDX30, LQ45, IDX80, kompas100 dan Indeks lainnya. Dari berbagai perubahan komposisi penghuni Indeks tersebut, nampaknya Kompas100 cukup menyita perhatian.
Indeks Kompas100 yang mengalami evaluasi mayor untuk periode efektif konstituen mulai 3 Februari hingga 31 Juli 2025. Beberapa saham yang terdepak dari Indeks Kompas100 adalah ABMM, BUKA, DOID, MAHA, MPMX, PTMP, SILO, SMSM, TBIG, ULTJ dan VKTR.
Adapun para penghuni baru di indeks ini adalah UNIQ, TOBA, SURI, RAJA, MIDI, LSIP, KPIG, INET, FILM, DEWA dan BDKR.
Dari sekian banyak perubahan ini, cukup menarik membahas salah satu emiten infrastruktur teknologi dan jaringan telekomunikasi. Petahana di sektor ini dalam jajaran konstituen Kompas100 ada beberapa emiten besar seperti EMTK, EXCL, ISAT, TLKM, TOWR dan WIFI. Sedangkan INET menjadi satu-satunya pendatang baru dari sektor infrastruktur teknologi dan telekomunikasi dengan bobot 0,01 persen kepada indeks.
Indeks Kompas100 adalah suatu indeks saham dari 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Indeks Kompas100 secara resmi diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Jumat tanggal 10 Agustus 2007. Saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas100 ini selain memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik.
Jika mengacu pada hal di atas, maka bisa kita perhitungkan bagaimana saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) masuk dalam jajaran konstituen KOMPAS100. INET secara fundamental, pada kuartal ketiga tahun 2024 mengalami kenaikan pendapatan bersih sebesar 18%, mencapai Rp23,28 Miliar dan laba bersih INET melonjak 37% untuk periode ini, Di sisi neraca, total aset INET tumbuh dari Rp 223.91 miliar pada akhir tahun 2023 menjadi Rp 231,5 miliar pada akhir kuartal ketiga 2024. Ekuitas perusahaan juga meningkat dari Rp 214,5 miliar menjadi Rp 216,6 miliar, mencerminkan fundamental keuangan yang kuat dan stabil.
Sedangkan pada saat paparan kinerja di 16 Desember 2024, Muhammad Arief Direktur Utama INET menyatakan optimisme target pendapatan untuk Q4 2024 adalah sebesar Rp35,02 miliar dan untuk target laba bersih sebesar Rp2,5 miliar.
Adapun proyeksi pendapatan untuk tahun depan adalah sebesar Rp42,02 miliar, hal ini didukung oleh meningkatnya jumlah pelanggan Perseroan dan Entitas. Perseroan tetap optimis dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki, termasuk segmentasi pasar yang berbeda, seperti urban area dengan kebutuhan bandwidth tinggi, solusi korporasi, atau layanan berbasis teknologi 5G.
"Selain itu, Perseroan juga melihat peluang kolaborasi dengan penyedia layanan satelit untuk melengkapi jaringan yang sudah ada," ujar Arif saat itu.
Perseroan memiliki strategi yaitu memperkuat positioning sebagai penyedia jasa infrastruktur telekomunikasi yang terkemuka dengan memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh mitra yang menggunakan jasa Perseroan. Dalam jangka panjang strategi ini diharapkan dapat terus mempertahankan eksistensi Perseroan dan juga terus meningkatkan kinerja keuangan Perseroan.
Strategi lain yang akan dijalankan Perseroan dalam meraih pangsa pasar yang lebih luas yaitu menambah point of presence (POP) karena hal ini sangat efektif dimana Perseroan akan menjadi solusi bagi para mitra yang membutuhkan koneksi internet berbasis fixed broadband di seluruh pelosok negeri. Dengan meningkatkan skala ekonomi seperti itu, Perseroan akan mendapatkan citra yang positif dan semakin menambah kepercayaan dari para mitra yang menggunakan jasa Perseroan.
Sebelumnya Pemerintah melalui Kominfo mengungkapkan bahwa valuasi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD360 miliar pada tahun 2030. Proyeksi tersebut didukung oleh pertumbuhan pesat dalam sektor e-commerce, transportasi dan makanan, online travel, dan berbagai layanan digital lainnya.
Kecepatan internet di Indonesia masih tertinggal, terlihat dari posisi negara ini yang masih berada di urutan tiga terbawah di kawasan Asia Tenggara. Untuk mengatasi hal ini, Kominfo telah menyusun strategi pembangunan infrastruktur telekomunikasi dalam tiga tingkatan yaitu dari sisi tulang punggung (backbone), jaringan jaringan internet yang memadai di seluruh wilayah Indonesia, dan layanan bagi masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan konektivitas nasional, kami telah melakukan pembangunan backbone baik di darat maupun di laut. Hal ini sangat penting demi terwujudnya infrastruktur digital bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara merata.
Related News
IMPC Gandeng SCG Roofing Untuk Pasarkan Alderon di Thailand
RS Berstandar Internasional di Bali Karya PTPP Beroperasi Tahun Ini
Tambah Porsi, Sabana Prawirawidjaja Kuasai 83,94 Persen Saham CAMP
Bayar Utang, SRAJ Berencana Laksanakan Private Placement
BRI Ungkap Salurkan KUR Rp184,98T Sepanjang 2024
BCA (BBCA) Cetak Laba Naik 12,7 Persen Jadi Rp54,8T Sepanjang 2024