Baginya, investasi bukan sekadar menambah kekayaan, tetapi cara mengelola kehidupan. “Kerja di dunia entertainment kan nggak ada kepastian. Jadi gue selalu sisihkan 10–30% penghasilan buat investasi. Ini bantu banget, apalagi buat pendidikan anak. Dari yang tadinya boros, jadi lebih terencana,” tambahnya.

Cerita seperti Gina menggambarkan bagaimana investasi bisa menjadi sarana pemberdayaan ekonomi bagi perempuan. Dengan literasi yang tepat dan dukungan ekosistem yang inklusif, perempuan dapat mengubah status mereka dari “pengelola rumah tangga” menjadi “pengelola kekayaan bangsa”.

Kini, ketika Indonesia menatap masa depan ekonomi yang lebih mandiri dan berdaulat, partisipasi perempuan di pasar modal bukan hanya penting — tetapi juga strategis. Pasar modal yang inklusif akan memperkuat fondasi ekonomi nasional, memperluas kesejahteraan, dan menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan global.

Pada akhirnya, perempuan yang berinvestasi bukan sekadar menanam modal. Mereka sedang menanam harapan untuk masa depan Indonesia yang lebih mandiri, berdaulat, dan maju bersama.