Menakar Langkah SBMA Dalam Meningkatkan Produksi, Efisiensi dan Efektivitas Operasional
Kiri-Kanan : Jajaran Direksi PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) Ingo Steil Direktur Keuangan, Rini Dwiyanti Direktur Utama dan Iwan Sanyoto Direktur Operasional saat paparan publik secara virtual. Foto/Tangkapan layar
EmitenNews.com -Kinerja operasional PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) selama periode Januari hingga September 2023, telah terfokus pada beberapa aspek kunci. Diantaranya strategi dan tindakan yang diambil perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Direktur Operasional SBMA Iwan Sanyoto mengatakan, proses implementasi teknologi baru dan peningkatan infrastruktur yang memungkinkan SBMA untuk mencapai kenaikan produksi yang signifikan. Ini termasuk inisiatif untuk mengurangi waktu siklus produksi, mengoptimalkan rantai pasok, dan mengimplementasikan teknologi yang mendukung otomatisasi di berbagai tahapan proses produksi.
Perseroan juga menyoroti langkah-langkah yang diambil untuk penghematan biaya produksi. Iwan menjelaskan kebijakan cost-cutting yang diimplementasikan dan dampaknya terhadap marjin keuntungan bersih. Iwan secara tegas mengatakan commercial start-up pabrik baru yang diresmikan pada 26 Juni 2023. Ini mencakup aspek teknis seperti kapasitas produksi, teknologi terbaru yang diadopsi, dan dampaknya pada efisiensi operasional keseluruhan perusahaan
“Saat ini proyek pengembangan lanjutan yang sedang berlangsung atau direncanakan SBMA mencakup rencana pengembangan fasilitas produksi, investasi dalam peralatan baru, dan upaya untuk memenuhi regulasi lingkungan,” kata Iwan dalam keterangannya kepada Media, Senin (18/12/2023).
Dalam keterangan yang sama Direktur Utama SBMA Rini Dwiyanti menyebut, Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) terus menginvestasikan sumber daya dalam inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional. Salah satu proyek utama yang sedang dikembangkan adalah sistem manajemen tabung yang terintegrasi di seluruh fasilitas perusahaan.
Sistem ini tidak hanya memantau persediaan tabung secara real-time tetapi juga memberikan informasi tentang status penggunaan dan pemeliharaan, sehingga meningkatkan pengelolaan logistik dan perawatan peralatan. Selain itu, perusahaan sedang fokus pada pengembangan Distributed Control System (DCS) untuk pabriknya.
DCS adalah sistem otomatisasi industri yang memungkinkan kontrol dan operasi yang lebih efisien dari berbagai proses produksi. Implementasi DCS diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mengurangi risiko kesalahan manusia dalam operasional pabrik.
Lebih jauh, perusahaan telah meresmikan laboratorium pengujian gas yang bertujuan untuk memastikan standar kualitas tertinggi dalam produk-produknya. Laboratorium ini bukan hanya sebagai wujud komitmen terhadap kualitas, tetapi juga sebagai langkah untuk memenuhi standar internasional. Proses akreditasi ISO 17 025 sedang berlangsung untuk menegaskan keandalan laboratorium dalam menguji presisi produk dan memastikan kepatuhan terhadap standar mutu.
Rini menyampaikan bahwa perusahaan berencana untuk meluncurkan produk-produk baru dalam waktu dekat. Ini mencakup produk-produk gas industri terbaru yang didorong oleh perkembangan teknologi dan respons terhadap permintaan pasar yang terus berkembang. Peluncuran produk baru ini akan menjadi langkah strategis untuk memperluas portofolio produk perusahaan dan meningkatkan daya saing di pasar.
Melalui pengembangan bisnis yang holistik ini, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk bertujuan untuk mempertahankan posisinya sebagai perusahaan terkemuka dalam industri gas industri di Indonesia. “Bahwa inovasi, keberlanjutan, dan peningkatan efisiensi operasional merupakan pilar-pilar utama dalam mencapai tujuan tersebut,” tutup Rini Dwiyanti.
Related News
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M