EmitenNews.com - Anak usaha Barito Renewables (BREN), Star Energy Geothermal, secara signifikan akan meningkatkan kapasitas terpasang. Itu setelah menjadi pemenang tender terpilih dalam International Geothermal Conference and Exhibition (IIGCE) 2024. Star Energy Geothermal berperan sebagai tuan rumah. 

Inisiatif strategis itu, bertujuan meningkatkan kapasitas Star Energy Geothermal melalui proyek retrofitting, dan penambahan kapasitas baru. Tidak hanya akan meningkatkan kapasitas berbagai unit geothermal yang dioperasikan Star Energy, tetapi juga mendukung upaya Indonesia mencapai target net zero emission. 

”Ini momen penting bagi Star Energy Geothermal, menunjukkan komitmen kami untuk memajukan infrastruktur energi terbarukan Indonesia. Dengan melakukan retrofit, dan menambah kapasitas pembangkit, kami memastikan masa depan berkelanjutan, dan efisien untuk energi bersih di negara ini. Kemitraan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas, tetapi juga mendorong kemajuan teknologi dalam energi panas bumi, menempatkan kami di posisi terdepan di industri ini,” tegas Hendra Tan, CEO Barito Renewables. 

Secara total, berbagai inisiatif diumumkan pada konferensi itu, diproyeksi akan meningkatkan kapasitas terpasang Star Energy Geothermal 102,6 megawatt (MW), memperkuat posisi sebagai salah satu perusahaan energi geothermal terkemuka dunia. Total investasi diperkirakan mencapai USD346 juta.   

Inisiatif utama berupa penambahan pembangkit baru/ekspansi. Pertama, Ekspansi Salak Unit 7 (penambahan 40 MW). Bertindak sebagai mitra yaitu joint operation (JO) Timas Suplindo, dan Rekayasa Industri. Proyek ini akan menambah 40 MW di lapangan panas bumi Salak, dengan memanfaatkan program penataan ulang injeksi Salak. 

Kedua, Ekspansi Wayang Windu Unit 3 (penambahan 30 MW). Mitra Inti Karya Persada Teknik. Ekspansi ini akan menambah 30 MW di lapangan panas bumi Wayang Windu, mengoptimalkan fasilitas permukaan yang ada untuk meningkatkan kapasitas total.

Selanjutnya, peningkatan kapasitas unit yang ada. Pertama, Retrofit Wayang Windu Unit 1 & 2 (peningkatan 18,4 MW). Mitra beraap konsorsium Fuji Electric Co. Ltd. (lead firm), dan PT Wasa Mitra Engineering. Retrofit itu, bertujuan untuk meningkatkan teknologi, dan efisiensi Wayang Windu Unit 1 & 2, dengan peningkatan kapasitas total pembangkit sebesar 18,4 MW. Ini akan meningkatkan kapasitas setiap unit menjadi 124,45 MW, dan lebih memastikan keandalan jangka panjang pembangkit listrik. 

Kedua, Retrofit Salak Unit 4, 5, dan 6 (peningkatan 7,2 MW). Mitra PT Fuji Electric Indonesia. Proyek Retrofit Salak akan mengganti rotor turbin, dan diafragma dengan desain terkini, meningkatkan efisiensi, dan menambah kapasitas gabungan Unit 4, 5, dan 6 sebesar 7,2 MW.

Ketiga Retrofit Darajat Unit 3 (peningkatan 7 MW). Bertindak sebagai mitra Mitsubishi Power Indonesia. Melalui peningkatan teknologi, Retrofit Darajat Unit 3 akan meningkatkan efisiensi energi, dan menambah kapasitas sebesar 7 MW, meningkatkan kapasitas total dari 122 MW menjadi 129 MW. 

Berikutnya, Kolaborasi Layanan Laboratorium. Bertindak sebagai mitra PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO). Kemitraan itu, akan fokus pada pengambilan sampel dan analisis fluida geothermal untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional, dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang Baik.

Pengembangan sejumlah proyek itu, akan meningkatkan kapasitas menjadi 278,9 MW dari posisi awal 230,5 MW di Wayang Windu, dari 381 MW menjadi 428,2 MW di Salak, dan dari 274,5 MW menjadi 281,5 MW di Darajat. Pengembangan proyek itu, sesuai syarat, dan ketentuan Kontrak Operasi Bersama (KOB), memungkinkan Star Energy Geothermal meningkatkan kapasitas hingga 400 MW di Wayang Windu, 495 MW di Salak, dan 330 MW di Darajat. 

Inisiatif yang diumumkan IIGCE 2024 itu, menegaskan dedikasi Star Energy Geothermal dalam meningkatkan efisiensi energi, dan komitmen jangka panjang terhadap keberlanjutan. Proyek-proyek itu, mewakili langkah berani menuju masa depan lebih hijau, memanfaatkan teknologi mutakhir untuk mengoptimalkan produksi energi geothermal. (*)