Terlepas dari ketidakpastian politik dan situasi perdamaian yang terjadi di Timur Tengah, sebagian besar minyak diimpor dari sana. Di sisi lain, Indonesia juga mengekspor gas, tetapi sedang mengalami penurunan akibat eksplorasi gas yang belum memadai. Investasi migas lebih banyak terfokus pada produksi minyak yang value added-nya kecil, sementara eksplorasi dan teknologi penyimpanan masih belum dikembangkan.  

 

Dalam enam bulan terakhir, harga BBM dan gas menurun akibat dari sentimen positif ekonomi global. Namun, kurangnya eksplorasi dan pengembangan energi terbarukan dalam jangka panjang akan mengancam keamanan energi di Indonesia.



Harga minyak mungkin akan sedikit meningkat di masa mendatang, jika suplai terganggu oleh kejadian yang mengguncang situasi ekonomi dan militer, khususnya Perang Timur Tengah. Menariknya, minyak juga menyuguhkan kesempatan yang baik. Tekanan akan sumber daya minyak yang langka akan menarik investasi swasta, baik asing maupun domestik, untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia sebagai alternatif bahan bakar di masa mendatang.

 

Gas juga mengalami tantangan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terletak pada pengembangan industri, terutama UMKM. Tanpa sistem produksi gas yang mencukupi, para pelaku usaha akan dihadapkan pada kenaikan harga, sedangkan pengetahuan mereka tentang energi terbarukan belum mencukupi. Tetapi, Indonesia punya relasi yang baik dengan Rusia. Bukan hanya mengandalkan impor, investasi teknologi gas dari Rusia akan mampu menjawab masalah ketidakamanan energi di Indonesia.

 

Ada beberapa kebijakan energi yang bisa diterapkan di Indonesia. Misalnya, dibutuhkan lebih banyak investasi untuk energi terbarukan demi mengatasi masalah ketidakamanan energi. Kebijakan fiskal bertujuan mengurangi subsidi minyak untuk mengurangi beban anggaran fiskal sekaligus meningkatkan iklim investasi di Indonesia agar menarik lebih banyak investasi. Di samping itu, Indonesia perlu mengembangkan transportasi publik yang nyaman, yang bisa mengangkut banyak orang sekaligus, misalnya kereta dan bus listrik. Hal ini bisa menekan permintaan minyak yang berlebihan, yang datang dari transportasi swasta di luar Jawa.

 

Rizal Sukma Senior Fellow, Centre for Strategic and International Studies; Dosen Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya Para ahli ekonomi mengatakan, ketidakpastian ekonomi didorong oleh ketidakpastian politik. Sementara itu, para pengamat politik menyebutkan, ketidakpastian politik disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi.

 

Saat ini semua orang bisa merasakan suhu politik di 2023 mulai meningkat. Ada tiga isu yang ramai dibicarakan orang. Pertama, spekulasi tentang kandidat presiden. Ketika mendapatkan hasil survei terhadap publik yang dilakukan oleh sejumlah institusi, kita bisa melihat siapa yang punya peluang lebih besar untuk jadi presiden. Kedua, pembentukan koalisi dari berbagai partai politik. Koalisi sudah ada yang terbentuk, tetapi kita tidak tahu apakah koalisi ini akan bertahan atau berubah menjelang pemilu nanti. Ketiga, tentang apakah pemerintah yang baru dipilih akan melanjutkan kebijakan yang sudah ditetapkan pemerintah sekarang.

 

Situasi saat ini masih sangat tidak menentu, masih bisa berubah dengan mudah. Hasil polling yang kita lihat hanya berfungsi sebagai indikator. Kita baru akan mendapatkan data yang akurat ketika memasuki 2024. Karena, saat ini kita belum tahu siapa kandidat yang sesungguhnya, juga berapa pasangan yang akan menjadi calon presiden dan wakil presiden nanti.  

 

Sempat terjadi perdebatan tentang perpanjangan masa jabatan presiden. Sebagian ekonom mengatakan, seandainya situasi ekonomi tahun ini atau tahun depan baik, kita perlu memperpanjang masa pemerintahan presiden sekarang untuk beberapa tahun lagi agar tidak mengganggu tren positif tersebut. Kalau ekonomi semakin tidak pasti atau tidak baik, kita juga perlu memperpanjang masa pemerintahan yang saat ini menjabat. Pemilu akan digelar sesuai waktu yang dijadwalkan. Pembicaraan tentang perpanjangan masa jabatan atau penundaan pemilu seharusnya tidak ada lagi.