EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan tetap mengorbit zona positif. Itu seiring pemulihan pada bursa global. Investor menunggu hasil rilis penjualan ritel akan menentukan apakah inflasi belakangan sustainable atau tidak.


Meski begitu, penurunan sejumlah harga komoditas seperti harga minyak mengancam penurunan harga saham beberapa emiten. ”IHSG akan bergerak pada rentang pergerakan support 6.800, dan resisten 6.930,” tutur Alwin Rusli, Research Analis Reliance Sekuritas, Kamis (10/3).


Secara teknikal, IHSG terlihat membentuk pola candle bullish harami, merupakan pola reversal ke arah bullish. Sejumlah saham berpotensi naik untuk perdagangan hari ini yaitu TLKM, INKP, SMRA, BSDE, PTPP, ICBP, ACES, PWON, SCMA, ADHI, BBCA, dan BRIS.


Pada perdagangan kemarin, IHSG menguat 0,74 persen menjadi 6.864,44. Sektor pendorong penguatan IHSG antara lain properti surplus 3,89 persen, transportasi menanjak 3,13 persen, dan industri melangit 1,52 persen. Investor asing membukukan net buy Rp759,51 miliar, dengan saham-saham paling banyak dibeli ASII, BBRI, dan BBCA.


Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street mencatat kenaikan cukup tinggi pada perdagangan kemarin. Paling signifikan terjadi penurunan harga pada saham sektor energi, karena harga patokan minyak mentah Brent oil turun menjadi sekitar USD110 per barel dari sekitar USD130 per barel pada awal pekan. Harga minyak global mencatat penurunan terbesar sejak awal pandemi hampir dua tahun lalu, setelah Uni Emirat Arab akan mendukung peningkatan produksi ke pasar karena gangguan pasokan.


Sementara bursa Asia menghijau. Indeks Nikkei melesat 3 persen, dan indeks Kospi menguat 2,1 persen. Penguatan bursa kawasan Asia terpengaruh lompatan bursa AS, dan bursa Eropa. (*)