Meninves Temui VW di Jerman Realisasikan Investasi di Industri Baterai
EmitenNews.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan kerja ke Jerman dan melakukan pertemuan dengan Volkswagen AG (VW) untuk merealisasikan rencana investasi industri sel baterai di Indonesia.
Dalam akun BKPM di Instagram, Minggu (10/10/2021), dituliskan bahwa Bahlil bertemu dengan Chairman of the Board of Management/Chief Executive Officer (CEO) Volkswagen Group Component Thomas Schmall-von Westerholt.
"Pertemuan bertujuan untuk mendorong VW dalam mewujudkan rencana investasinya di Indonesia dalam bidang industri sel baterai," kata Bahlil.
Dalam pertemuan itu, Bahlil menjelaskan mengenai Indonesia yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia dan merupakan pasar potensial bagi mobil listrik. Seperti diketahui, Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir, dan dukungan.
Kementerian Investasi/BKPM dalam memfasilitasi penyediaan bahan baku melalui kerja sama dengan pengusaha lokal dan UMKM di Indonesia.
"Kementerian Investasi siap untuk mendukung dan memfasilitasi penyediaan bahan baku melalui kerja sama dengan pengusaha lokal dan UMKM di Indonesia," tutur Bahlil.
Sebelumnya Bahlil mengatakan, kurang lebih ada sekitar 6 atau 7 negara yang rencananya akan berinvestasi ke Indonesia di sektor kendaraan listrik. Dengan demikian, Indonesia bukan tidak mungkin bisa menjadi pusat mobil listrik dunia.
Bahlil menyebut ada banyak negara yang melirik Indonesia sebagai tempat berinvestasi di sektor tersebut. Salah satu investor dari Eropa yang sebentar lagi akan masuk untuk investasi di dalam negeri.(fj)
Related News
Danantara-BP BUMN Kirim 1.000 Relawan 100 Truk Bantuan ke Sumatera
Rilis Daftar Pedagang Aset Kripto, Kiat OJK Siapkan Rujukan Resmi
Jelang Tutup Tahun, Realisasi PNBP Sektor ESDM Tembus Rp228 Triliun
APBN Dioptimalkan untuk Tanggap Darurat dan Rekonstruksi Sumatera
Musim Hujan Risiko Bencana; Pemerintah Waspadai Inflasi Volatile Food
Ekspor Baja dan CPO Turun, Permintaan Domestik Perlu Diperkuat





