EmitenNews.com - Emiten Grup Pelindo, Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) berencana meneruskan ekspansi terminal operasi di area Indonesia Timur. Itu sebagai tindak lanjut komitmen merger. Sebelum merger Pelindo, perseroan telah beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta Utara), dan Pelabuhan Pontianak.

Pasca-merger, IPCC menambah beberapa area operasional yaitu di Pelabuhan Belawan Medan, Pelabuhan Makassar, dan Pelabuhan Semayang Balikpapan. "IPCC terus menepati visi sebagai world class car terminal ecosystem, dan integrated car terminal network Indonesia," tutur Direktur Utama IPCC Sugeng Mulyadi.

Dengan kondisi bottom line IPCC kini lebih tinggi ketimbang saat IPO, perseroan optimistis harga saham akan naik lebih tinggi atau minimal menyamai harga IPO. Apalagi, IPCC tidak memiliki beban utang seperti bond dan instrumen utang lainnya, sehingga mempunyai likuiditas cash sangat baik.

IPCC juga mengharapkan kinerja saham tahun ini bisa melampaui harga pada saat menggelar penawaran umum perdana alias IPO. "Kami berharap, harga saham kembali ke angka saat IPO, dan berkomitmen menebar dividen tiap tahun. Performa keuangan IPCC setiap tahun juga menanjak," ujar Sugeng.

Pada perdagangan Rabu (21/2/2024), saham IPCC ditutup di harga Rp 690, menyusut 0,72 persen dari penutupan sebelumnya di harga Rp 695. Bila perseroan berambisi mengembalikan kinerja saham seperti saat IPO, IPCC setidaknya perlu menaikkan harga saham hingga 57 persen.

Kala melangsungkan IPO pada 28 Juni 2018 silam, IPCC membanderol saham dengan harga Rp 1.640 per lembar. Kala itu, perseroan menawarkan maksimal 509,15 juta saham, dan berhasil meraup dana segar IPO sejumlah Rp835 miliar.

Sayangnya, selama lima tahun terakhir, performa saham IPCC terus mengalami pelemahan hingga mencapai 55,19 persen, dan sempat menyentuh harga terendah di level Rp226 per lembar. Sedangkan, harga tertinggi berada di harga Rp1.760 per lembar. (*)