Menkes Catat Kasus Covid-19 Naik Sepekan Terakhir Karena Faktor Sekolah dan Lansia
EmitenNews.com - Perlu kewaspadaan penuh dalam penerapan Pembelajaran Tatap Muka di berbagai wilayah. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mencatat, dalam sepekan terakhir ada 126 kabupaten dan kota yang mengalami peningkatkan kasus positif Covid-19. Malah, ada yang meningkat selama tiga pekan berturut-turut. Penyebab kenaikan kasus infeksi virus Corona penyebab coronavirus disease 2019 (Covid-19) itu, di sekolah, dan lansia.
Dalam konferensi pers, Senin (15/11/2021), Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sebagian besar kenaikannya disebabkan karena adanya kasus positif di sekolah dan Lansia. Karena itu, mantan Wakil Menteri BUMN ini, pekan ini, melakukan konsolidasi dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim untuk membahas kasus Covid-19 pada sekolah tatap muka.
"Rencananya minggu ini, kami sudah bisa selesaikan bagaimana tetap melakukan program sekolah tatap muka, tapi dengan surveilans aktif dan lebih kuratif," ujarnya.
Sementara itu, pada 10 November 2021, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, 155 kabupaten dan kota di Indonesia mengalami peningkatan kasus Covid-19. Bahkan, dua kota di antaranya konsisten meningkat dalam tiga pekan berturut-turut. Dua kota yang mengalami kenaikan kasus selama tiga minggu berturut-turut yaitu Jakarta Timur, DKI Jakarta dan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Karena itu, menurut Nadia, perkembangan kasus Covid-19 di level kabupaten dan kota harus diawasi ketat. Sebab, jika terus mengalami kenaikan akan mempengaruhi level pandemi Covid-19.
Menurut Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman, peningkatan kasus Covid-19 pada 155 kabupaten dan kota di Indonesia menjadi alarm bagi semua pihak. Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung ini, menyebutkan, tidak ada yang namanya peningkatan itu, atau ledakan secara tiba-tiba. Selalu ada kesempatan untuk melakukan mitigasi ketika tanda-tanda sudah mulai timbul.
Dicky Budiman mencontohkan sejumlah negara di Eropa, kawasan Asean, bahkan Tiongkok. Ledakan Covid-19 pada negara tersebut berawal peningkatan kasus yang tidak terlalu signifikan.
Menurut Dicky Budiman, penularan Covid-19 di Indonesia, mendapat dukungan dari cakupan vaksinasi yang belum mencapai ambang batas herd immunity, yakni minimal 60 persen untuk dosis lengkap. Data Kementerian Kesehatan 11 November 2021 pukul 12.00 WIB, baru 128.147.345 orang atau sekitar 61,53 persen divaksinasi dosis pertama dari target 208.265.720.
Vaksinasi dosis kedua atau lengkap baru menyentuh 81.711.099 orang atau setara 39,23 persen. Itu berarti, jumlah orang yang belum memiliki imunitas ini cukup signifikan atau cukup memadai untuk menjadi perantara ledakan atau timbulnya kasus infeksi virus Corona. ***
Related News
Indonesia, Tantangan Pemberantasan Korupsi Butuh Komitmen Pemerintah
Dari CEO Forum Inggris, Presiden Raih Komitmen Investasi USD8,5 Miliar
Menteri LH Ungkap Indonesia Mulai Perdagangan Karbon Awal 2025
Polda Dalami Kasus Kabag Ops Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
Ini Peran PTPP Dalam Percepatan Penyelesaian Jalan Tol Jelang Nataru
Keren Ini! Rencana Menaker, Gelar Bursa Kerja Setiap Pekan