EmitenNews.com - Di sela-sela kunjungan kerja di Jepang, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati Selasa (14/02) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden JICA (Japan International Cooperation Agency), Tanaka Akihiko.


Dalam pertemuan tersebut, Presiden JICA mengucapkan selamat atas keberhasilan Indonesia dalam menyelenggarakan Presidensi G20 tahun lalu serta menaruh harapan besar terhadap peran Indonesia dalam ASEAN Chairmanship tahun 2023 ini.


Presiden JICA juga menyebut bahwa kinerja ekonomi makro Indonesia sangat solid bahkan mampu mendukung pertumbuhan kawasan. Selain itu, ia juga menyampaikan apresiasi terhadap langkah-langkah penanganan COVID-19 Indonesia melalui kebijakan fiskal yang prudent untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan.


Kerja sama antara Jepang dan Indonesia, dan juga kerja sama Jepang dan ASEAN, saat ini telah melampaui setengah abad. Hal itu semakin menegaskan pentingnya kerja sama regional di kawasan ini bagi kemakmuran bersama di Asia. Kontribusi ASEAN dan ASEAN+3 tidak kecil dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas kawasan untuk menjamin pertumbuhan ekonomi tetap meningkat, khususnya di kawasan Asia.


Pada kesempatan yang sama, Menkeu mengapresiasi dukungan Jepang atas kontribusi JICA selama ini. Menkeu menjelaskan bahwa dukungan JICA sangat penting bagi Indonesia, khususnya dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, dan transportasi massal seperti MRT guna mendukung perkembangan industri manufaktur dalam negeri.


Menkeu pun mendorong agar peran JICA dalam mendorong penyediaan energi khususnya energi terbarukan di Indonesia semakin diperbesar. Antara lain melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mendorong transisi energi yang terjangkau dan berkelanjutan.


Mengakhiri pertemuan, Menkeu juga menyampaikan harapan agar Jepang melalui berbagai programnya dapat terus mendukung upaya Indonesia untuk bertransisi dari ekonomi menengah ke atas. Khususnya melalui pengembangan sumber daya manusia dan kerja sama dengan skema blended financing dengan LPDP selaku pengelola dana abadi pendidikan Indonesia.


Menkeu pun menyoroti pentingnya penyelenggaraan pelatihan vokasi dan mendorong keikutsertaan JICA dan perusahaan multinasional serta perusahaan global dari Jepang dalam pelatihan vokasi.


Menkeu dan Presiden JICA sepakat bahwa kekuatan soft power yang terjalin lebih dari 50 tahun adalah bekal utama dalam melestarikan hubungan yang erat antara dua sahabat, Jepang dan Indonesia.(*)