EmitenNews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengibaratkan ekonomi dan negara Indonesia seperti mobil.
"Kita semuanya naik mobil menuju cita-cita republik. Di jalan itu ada yang gronjal-gronjal dan rakyat perlu dilindungi. Itulah shock absorbernya, instrumen yang penting, adalah APBN,” ungkap Menkeu saat berdialog dengan jajaran Kementerian Keuangan di Provinsi Jawa Tengah, Rabu (09/03).
Sri Mulyani mengatakan untuk memulihkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat instrumen penting yaitu APBN masih sangat dibutuhkan. Untuk itu Menkeu meminta jajarannya untuk semakin tahu dan menyelami APBN.
Ia menekankan sebagai bendahara negara, pegawai Kemenkeu harus menjaga dan memastikan APBN tepat sasaran.
“Kita harus make sure mobil itu baik, bisa meng-absorb shock, bisa menjaga supaya kita tidak selip dan kita tetap maju ke depan menuju yang kita cita-citakan,” harap Menkeu.
Ia mengingatkan, 2022 merupakan tahun terakhir yang memperbolehkan defisit diatas 3%, sebagaimana UU No.2/2020. Karenanya ia mengharapkan seluruh jajarannya berkontribusi dalam menyehatkan APBN.
Caranya melalui penerimaan negara dengan terus melakukan reform, membangun core tax, memperbaiki proses bisnis, menjaga integritas, peluncuran SIMBARA untuk PNBP yang berasal dari mineral, serta memastikan BLU dan berbagai penerimaan yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan berkontribusi.
Dari sisi belanja dengan memastikan penyerapan tidak hanya sekedar absorpsi tapi juga menghasilkan quality, output, outcome dan hasil yang baik bagi rakyat. Juga dengan pengelolaan utang dengan hati-hati, dan menjaga PMN dan dana abadi.
“Kalau shock breakernya kerja terlalu keras tidak pernah berhenti dia bisa patah. Maka APBN perlu disehatkan, karena perjalanan masih panjang negara ini,” pungkas Menkeu.(fj)
Related News
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya
BI Kerahkan Empat Instrumen untuk Jaga Stabilitas Rupiah