EmitenNews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai investasi di Indonesia tidak hanya tergantung dari APBN, tetapi juga berasal dari sektor swasta. Karena itu ia mengajak sektor swasta untuk ikut berkontribusi menggerakkan investasi di Indonesia.


Menkeu mengungkapkan reformasi di bidang investasi menjadi hal yang penting untuk memperbaiki iklim investasi.


"Makanya kalau sekarang ada Menteri Investasi, Menteri Koordinasi bidang Investasi, dan semua Kementerian berusaha untuk meningkatkan iklim investasi, karena memang tujuan kita adalah supaya swasta sekarang menjadi motor penggerak untuk investasi di Indonesia,” ujar Menkeu dalam program B-Talk sebagaimana dilansir di laman Kementerian.


Ia mengatakan meskipun APBN belanja modalnya untuk pembangunan infrastruktur, untuk berbagai belanja-belanja yang produktif, namun sebetulnya sumber investasi itu yang paling besar justru dari perusahaan atau swasta.


Menkeu menilai perusahaan-perusahaan swasta sudah siap meningkatkan kegiatan investasi. Hal tersebut dapat dilihat dari penerimaan pajak sampai dengan bulan April 2022 yang sudah mulai pulih.


“Mungkin untuk beberapa sektor tertentu belum ya seperti yang hotel yang baru saja bangkit, tapi (sektor) manufaktur, perdagangan, bahkan transportasi yang tadinya sangat terpukul, mereka sudah mulai bangkit. Ini bagus karena berarti mereka mulai melakukan ekspansi usahanya lagi, kegiatan usaha, baik menggunakan yang disebut modal kerja maupun modal investasi,” ujar Menkeu.


Sementara itu, Menkeu juga melihat permintaan atau growth dari kredit investasi maupun kredit modal kerja tumbuh naik. Bahkan, kredit modal kerja sudah di atas 7 persen.


“Momentum pemulihan berasal dari perusahaan, baik karena dia sudah punya profitabilitas dan profitnya tadi dipakai untuk usahanya naik lagi, atau dia pinjam di bank, atau dia menerbitkan surat utang atau melakukan IPO. Ini semuanya mendapatkan dana untuk kemudian dipakai untuk investasi,” kata Menkeu.


Menkeu berharap sektor swasta dapat mulai melakukan kegiatan produktif investasi, baik yang berasal pendapatannya sendiri maupun berasal dari kredit perbankan, pasar modal, serta dari penanaman modal di dalam negeri maupun luar negeri.(fj)