EmitenNews.com - Indonesia berpeluang memajukan semikonduktor dan ekosistem artificial intellegence (AI) di kawasan ASEAN. AI dan semikonduktor telah masuk Kerangka Ekonomi Digital Nasional yang ditetapkan pada tahun 2023.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan hal tersebut dalam pertemuan di Knowledge Sharing and Networking Event bertajuk Shaping The Future Economy: AI & Semiconductor di Kampus Unity in Diversity (UID) dalam Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali, Denpasar, Minggu.

Bahkan, perkembangan teknologi digital yang demikian pesat telah direspons Pemerintah dengan menerapkan kebijakan yang mendukung pemanfaatan teknologi digital di berbagai sektor dalam industri nasional. 

“Pertemuan ini sungguh penting, karena ini merupakan langkah Indonesia untuk berada di ekosistem AI dan semikonduktor,” kata Menko Airlangga.

Peluang tersebut didukung oleh adanya bonus demografi Indonesia. Namun, syaratnya bonus demografi harus memberikan produktivitas.

Untuk itu, pemerintah memfasilitasi pendidikan khusus, re-skilling dan up-skilling, dan pendidikan kelas dunia. Di antaranya keberadaan Tsinghua University di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali harus diperluas dan diperdalam.

Kegiatan sharing knowledge dan networking tersebut digelar atas kerja sama Dewan Nasional KEK, KEK Kura-Kura Bali, Tsinghua Southeast Asia, dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk mengumpulkan seluruh stakeholder KEK Kura-Kura Bali yakni Pemerintah, akademisi, dan pelaku industri.

Kampus UID Bali telah menjadi wadah berbagai kerja sama dalam program-program kepemimpinan dan pendidikan berkelanjutan antara UID dan Tsinghua Southeast Asia (TSEA). 

Menko Airlangga menyarankan agar di KEK Kura-Kura Bali dapat dibangun kampus ekonomi yang bisa menjadi jantung kehidupan dan otak intelektualitas KEK Kura-Kura Bali. Kampus ini dapat menjadi inti dari pengembangan sumber daya manusia. Khususnya untuk pengembangan sumber daya manusia di wilayah Indonesia timur dan tengah. 

“Kalau kita bisa mengembangkan kampus Tshinghua di Indonesia dan menampung tidak hanya dari Jawa, tetapi juga tengah dan timur, saya rasa ini akan menjadi katalisator teknologi dan inovasi di Indonesia,” kata Menko Airlangga.

Menko Airlangga menekankan transformasi teknologi menjadi kunci untuk membuka potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan mempercepat tiga mesin ekonomi yakni dengan merevitalisasi mesin ekonomi konvensional, menggerakkan mesin ekonomi baru, dan memperkuat ekonomi Pancasila. ***