Menperin: Hasil Negosiasi Tarif AS Gairahkan Industri Manufaktur RI
                                    Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasminta menilai dicapainya kesepakatan soal tarif dengan pemerintah AS akan menggairahkan sektor manufaktur Indonesia.
EmitenNews.com - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasminta menilai dicapainya kesepakatan soal tarif dengan pemerintah AS akan menggairahkan sektor manufaktur Indonesia. Karena dengan itu pintu ekspor Indonesia ke Amerika kembali terbuka lebih luas lagi.
Selain itu, Menperin meyakini kesepakatan soal tarif dengan AS juga akan meningkatkan daya saing produk manufaktur Indonesia di pasar ekspor, terutama di pasar Amerika.
“Keputusan Amerika untuk menurunkan atau menyesuaikan tarif terhadap sejumlah komoditas ekspor manufaktur Indonesia tentu akan meningkatkan daya saing produk kita di pasar mereka. Ini akan berdampak langsung terhadap industri terutama utilisasi, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan struktur industri nasional," kata Menperin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (16/7)
Karenanya Menperin mengklaim pelaku industri Indonesia khususnya di sektor manufaktur mengapresiasi kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang berhasil mencapai kesepakatan positif dengan Presiden AS Donald Trump mengenai pemberlakuan tarif resiprokal bagi kedua negara.
Sebagaimana diketahui, Presiden Trump mengumumkan tarif impor bagi produk Indonesia yang memasuki pasar Amerika melalui akun Truth Social pribadinya dan akun Instagram White House. Pengumuman itu menyebutkan bahwa kesepakatan tarif impor tersebut berdasarkan kontak langsung kedua kepala negara.
“Para pelaku industri nasional sangat mengapresiasi capaian Bapak Presiden Prabowo dalam upaya merundingkan kembali tarif impor Indonesia ke Amerika. Ini merupakan bukti nyata dari kepemimpinan beliau dalam memperjuangkan kepentingan industri dalam negeri di kancah global,” katanya.
Bahkan, berkat kepiawaian Presiden Prabowo dalam bernegosiasi, Indonesia berhasil memperoleh tarif yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan negara-negara pesaing. Hal ini menjadi modal penting bagi peningkatan daya saing industri nasional.(*)
Related News
                            Beruntun 65 Bulan, BPS Catat Surplus Neraca Perdagangan Indonesia
                            OJK Pastikan Patriot Bond Bisa Jadi Agunan Kredit, Cek Persyaratannya
                            Permintaan Domestik Terus Menguat, PMI Manufaktur Oktober Naik ke 51,2
                            Nilai Ekonomi Digital Indonesia Diproyeksikan USD360 Miliar di 2030
                            Harga Emas Antam Senin ini Turun Rp12.000 per Gram
                            Kemenperin Benarkan Banjir Impor pada Produk Hilir Tekstil
                    
                
                
            
                                
                
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
            
            




