Menteri ESDM di WEF: Yang Susah dari Transisi Energi Memastikan Keterjangkauan
EmitenNews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menghadiri Forum Ekonomi Dunia (The World Economic Forum/WEF) 2023 yang digelar di Davos, Swiss. Dalam pidato pembukaannya pada Workshop "Fast Tracking Energy Transition Investment in Developing Economies" ia menyampaikan agenda Indonesia dalam transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius, sedapat mungkin 1,5 derajat Celcius, dibandingkan dengan tingkat sebelum masa industri, sesuai dengan Paris Agreement
"Angka ini kelihatannya kecil, tapi ini dapat menciptakan transformasi secara masif, seperti revolusi industri dan inovasi teknologi yang mendatangkan momentum bagi pertumbuhan ekonomi," kata Arifin pada Selasa (17/1) waktu setempat.
Arifin juga menyadari bahwa kemampuan setiap negara berbeda untuk mencapai target yang ditetapkan, namun dirinya menegaskan bahwa komitmen Pemerintah Indonesia tetap sama.
"Tahun-tahun berlalu, namun komitmen kami, pemerintah Indonesia, tetap sama. Kita menyadari bahwa kemampuan setiap negara untuk mencapai target yang ditetapkan di Paris Agreement berbeda-beda, bergantung kepada situasi masing-masing negara dan ketersediaan potensi sumberdaya di negara itu. Itu sebabnya, jalan yang ditempuh akan berbeda pula, mempertimbangkan aspek-aspek di atas," jelasnya.
Menurut Arifin, menetapkan strategi, program, dan target menuju transisi energi adalah hal yang lebih mudah. Tantangan terbesarnya adalah implementasi nyata menuju transisi energi dan memastikan keterjangkauan energi oleh masyarakat.
"Bagian paling sulit adalah implementasi konkret menuju transisi energi, memastikan keterjangkauan energi oleh rakyat, aksesibilitas dan dekarbonisasi yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat," kata Arifin.
Arifin pun menyadari bahwa Indonesia, dan juga banyak negara lain, terutama negara berkembang, masih mengandalkan sumber energi fosil. Maka dari itu, untuk mencapai target transisi energi, pemanfaatan sumber energi terbarukan menjadi penting.
"Dalam kondisi demikian, diperlukan komitmen tinggi dan semangat kolaborasi yang kuat, sehingga tidak ada masyarakat yang tertinggal di belakang, terutama yang masih bergantung kepada energi fosil. Bumi di mana kita tinggal telah menyediakan begitu banyak sumber EBT, tanggung jawab kita adalah mengambil manfaat dari sumber daya yang ada untuk kemanfaatan bagi rakyat," sambungnya.
Arifin juga menekankan soal pentingnya mineral sebagai bahan pendukung yang penting bagi industri untuk transisi energi. "Saya percaya bahwa kita perlu memberikan perhatian lebih untuk mengoptimalkan sumberdaya mineral tersebut, termasuk dalam fase pemrosesan," kata Arifin.(fj)
Related News
Parah! 97.000 Anggota TNI/Polri dan 80.000 Anak U-10 Main Judi Online
RI Kurang Kapal Penangkap Ikan, Prabowo Dorong PTDI Gandeng Embraier
Tekanan Jual Reda, IHSG Potensial ReboundĀ
Target Pungutan Ekspor Sawit Diturunkan, ini Rekomendasi Analis
Saham Telekomunikasi Jadi Unggulan Hari ini, Coba yang Berikut
Wall Street Meroket, IHSG Konsisten Negatif