EmitenNews.com -Harga saham emiten penyewaan dan penjual alat berat forklift, PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) telah melonjak 190 persen dalam kurun waktu 1 bulan terakhir dari 111 ke 136 per lembar.

Bahkan pada perdagangan kemarin, Kamis 20 Februari 2025. Saham SMIL sempat menyentuh harga tertinggi di level 336 per saham dan ditutup pada 302.

Menariknya, saham SMIL mengalami lonjakan signifikannya hanya di beberapa hari terakhir, tepatnya pada 17 hingga 19 Februari atau 3 hari perdagangan. Pada 17 Februari 2025 SMIL di transaksikan sebanyak 6.865 kali dengan volume 235,37 juta saham senilai Rp41,60 miliar, hari itu SMIL bergerak di range 146-183.

Pada hari selanjutnya, 18 Februari 2025 SMIL ditransaksikan sebanyak 8.283 kali dengan volume 129,30 juta saham senilai Rp30,09 miliar dan pada 19 Februari 2025 ditransaksikan 18.884 kali untuk 335,44 juta saham senilai Rp96,51 miliar. Hari itu SMIL bergerak pada range 205-306 per saham.

Merujuk data laporan perubahan kepemilikan saham SMIL per 19 Februari 2025, rupanya sang nahkoda Hadi Suhermin telah melakukan akumulasi kepemilikan sahamnya di harga atas dengan jumlah jumbo.

Hadi Suhermin yang merupakan Direktur Utama dan pengendali SMIL itu menambah jumlah kepemilikan saham sebanyak 67.869.900 lembar saham atau hampir 1 persen dari total saham beredar.

Direktur Utama itu memborong saham SMIL di harga 294 per lembar dengan tujuan investasi langsung dan merogoh kocek hampir Rp 20 miliar atau tepatnya Rp19,95 miliar. Merujuk harga saat itu, Hadi Suhermin bisa dibilang membeli pada harga premium atau harga atas. Berkat investasi ini maka kepemilikan Hadi suhermin atas saham SMIL terakumulasi menjadi 50,08 persen atau 4,382 miliar lembar dari sebelumnya 49,31 persen atau 4,314 miliar lembar.

Seperti di wartakan sebelumnya, Hadi Suhermin pernah menyebut, SMIL menargetkan pendapatan naik 20 persen menjadi Rp440 miliar dan laba bersih juga diproyeksikan naik beriringan. Hal ini tentu karena SMIL sedang meningkatkan kontribusi penyewaan forklift listrik, perseroan juga berencana untuk meningkat pangsa pasar. 

Hadi juga menyebut pangsa pasar SMIL di Indonesia sekitar 35%–37% hingga 2024, dan diproyeksikan tumbuh minimal jadi 50 persen di tahun 2025, sebab potensi ini sangat terbuka lebar dengan menyasar tambahan pelanggan baru.