Bank BTPN juga terus memantau kualitas kredit nasabah, mengelola restrukturisasi kredit, dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit, tercatat penambahan biaya kredit sebesar 6 persen menjadi Rp740 miliar.

 

Di tengah kondisi pandemi yang makin membaik, Bank BTPN juga berhasil meningkatkan pendapatan bunga bersih sebesar 2 persen (yoy) menjadi Rp5,72 triliun pada paruh pertama tahun ini, dari periode yang sama tahun lalu Rp5,59 triliun.

 

Peningkatan tersebut dikontribusikan oleh pertumbuhan kredit dan penurunan beban bunga sebesar 9 persen (yoy) menjadi Rp1,7 triliun dari Rp1,88 triliun dengan meningkatnya saldo CASA serta menurunnya suku bunga time deposit. Namun di sisi imbal hasil atau yield terjadi penurunan sehingga berdampak pada lebih rendahnya marjin bunga bersih atau NIM dari 6,76 persen pada kuartal II 2021 menjadi 6,34 persen pada kuartal II 2022.

 

Bank BTPN juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 181,3 persen dan net stable funding ratio ( NSFR ) 121,3 persen pada posisi 30 Juni 2022. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 25,2 persen.