Pasalnya, beban umum dan administrasi membengkak 18,8 persen menjadi Rp1,054 triliun.

 

Selain itu, pendapatan lain-lain amblas 85,9 persen sisa Rp349,21 miliar.

 

Pasalnya, keuntungan atas modifikasi utang terpapas 86,1 persen tersisa Rp329,02 miliar.

 

Sayangnya, beban keuangan naik 5,7 persen menjadi Rp2,079 triliun dan rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama bengkak 7,04 persen menjadi Rp228,99 miliar.

 

Akibatnya, emiten konstruksi BUMN itu mengalami rugi sebelum pajak Rp2,161 triliun, atau memburuk dibanding semester I 2022 yang membukukan laba Rp451,95 miliar.

 

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan semester I 2023 tanpa audit WSKT yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (1/8/2023).

 

Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 0,47 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp84,31 triliun.

 

Pada sisi lain, total ekuitas berkurang 15,6 persen dibanding akhir Desember 2022 menjadi Rp12,009 triliun.