Nol Emisi Bersih 2060, BRIN Ungkap Pembangunan PLTN di Tanah Air
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir Metsamor membutuh sedikit tenaga kerja. dok. Getty Image. dok. bbc.com.
EmitenNews.com - Pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) masih lama. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan pengujian dan pengoperasian PLTN komersial pertama di Indonesia berlangsung dalam rentang waktu 2030 hingga 2034. meski begitu perlu dicatat, Pemerintah telah menetapkan energi nuklir sebagai bagian dari energi baru dan terbarukan dalam upaya mencapai target nol emisi bersih pada 2060.
Dalam keterangannya yang dikutip Kamis (20/6/2024), Kepala Pusat Riset Teknologi Nuklir BRIN, Topan Setiadipura mengungkapkan, pemerintah telah menetapkan energi nuklir sebagai bagian dari energi baru dan terbarukan dalam upaya mencapai target nol emisi bersih pada tahun 2060.
Sedikitnya, ada 80-an desain reaktor modular kecil yang sedang dikembangkan di seluruh dunia. Salah satunya, pembangkit listrik dan uap panas industri berkapasitas 40 megawatt termal yang diberi nama Peluit-40. BRIN bersama beberapa institusi nasional sedang mengembangkan proyek Peluit-40.
Kebijakan nasional memberikan kesempatan terhadap teknologi Peluit-40 yang sedang dikembangkan oleh BRIN, untuk berkontribusi bagi dunia energi atau ketenagalistrikan Indonesia.
Penting dicatat, Peluit-40 telah didesain oleh BRIN sejak 2021 sebagai kelanjutan dari pengembangan oleh Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) sebelum bergabung dengan BRIN. Peluit-40 adalah reaktor jenis reaktor suhu sangat tinggi berpendingin gas.
Tahun 2030 sampai 2034, khususnya pada tahun 2032, merupakan target awal 250 megawatt ekuivalen menjadi jendela peluang bagi reaktor modular kecil untuk memasuki pasar ketenagalistrikan atau energi di Indonesia. Hal ini akan menjadi faktor kunci pencapaian transisi energi nasional."
Ada dua strategi yang dapat merealisasikan reaktor modular kecil sebagai teknologi PLTN pertama di Indonesia.
Pertama, melakukan kerja sama dengan vendor internasional untuk menerapkan teknologi reaktor modular kecil. Telah ada beberapa vendor reaktor modular kecil yang membangun komunikasi dengan pihak-pihak di Indonesia, mulai melakukan kesepakatan awal. Bahkan, ada yang sudah lebih jauh melakukan kajian tekno-ekonomi terkait dengan implementasi teknologi reaktor modular kecil tertentu.
Vendor internasional ada yang sudah membuka kantor di Indonesia dan melakukan tahapan-tahapan pengembangan dan implementasi reaktor modular kecil
Kedua, dengan kolaborasi untuk mendorong teknologi nasional melalui kerja sama strategis dengan pihak internasional. Teknologi nasional tersebut salah satunya Peluit-40 melalui kerja sama co-development dan implementasinya di Indonesia.
Menurut Topan Setiadipura, kedua strategi tersebut memerlukan kolaborasi yang progresif antara vendor reaktor modular kecil global dan perusahaan energi di Indonesia. ***
Related News
Kupas Tuntas Strategi Indonesia Hadapi Tantangan Ekonomi 2025
Indonesia, Tantangan Pemberantasan Korupsi Butuh Komitmen Pemerintah
Dari CEO Forum Inggris, Presiden Raih Komitmen Investasi USD8,5 Miliar
Menteri LH Ungkap Indonesia Mulai Perdagangan Karbon Awal 2025
Polda Dalami Kasus Kabag Ops Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
Ini Peran PTPP Dalam Percepatan Penyelesaian Jalan Tol Jelang Nataru