Outlook Japfa Comfeed (JPFA) Stabil, Deretan Hal Penting Ini Perlu Diketahui Investor
Anak Perusahaan yang Lebih Kuat, Induk yang Lebih Lemah : Japfa dapat diperingkat hingga dua tingkat di atas profil kredit konsolidasi dari induk perusahaan yang lebih lemah, JL, karena akses dan kontrol yang ‘Porous’ dan ringfencing yang ‘Porous’, sejalan dengan Kriteria Pemeringkatan Parent and Subsidiary Linkage Fitch . Utang Japfa dalam dolar AS – sekitar 35% dari total utang pada akhir Juni 2023 – memiliki beberapa batasan dalam pembayaran dividen dan transaksi afiliasi. Hal ini, ditambah dengan pencatatan Japfa di Bursa Efek Jakarta, memberikan tingkat ringfencing, dalam pandangan Fitch.
Japfa juga menggalang dana non-ekuitasnya secara independen dari JL. Perusahaan induk juga telah menunjukkan niatnya untuk memisahkan operasi protein hewani JL lainnya dari bisnisnya di Indonesia dalam presentasi publik. Hal ini, bersama dengan kehadiran non-pengendali yang signifikan, menghasilkan penilaian akses dan kontrol yang 'Berpori'.
Perusahaan Induk yang Lemah Dapat Mempengaruhi Peringkat: Pelemahan yang berkepanjangan pada bisnis JL di luar Indonesia akan memberikan tekanan pada peringkat dan profil kredit Japfa. Kinerja keuangan JL terdampak wabah ASF di Vietnam yang menyebabkan anjloknya harga daging babi. Permintaan konsumen Vietnam terhadap unggas dan babi juga lemah. Rendahnya harga unggas dan daging babi belum mampu menutupi peningkatan bahan baku pakan dan biaya operasional, sehingga mempengaruhi margin dan perolehan kas internal. JL juga akan lebih bergantung pada dividen dari Japfa untuk mendukung operasionalnya di luar Indonesia.
Belanja Modal yang Scalable : Kami terus memperkirakan belanja modal Japfa sebesar IDR2 triliun mulai tahun 2023 dan seterusnya. Sebagian dari belanja modal akan digunakan untuk memperluas dan memodernisasi pertanian dan fasilitas yang ada, serta membangun fasilitas pengeringan jagung baru. Japfa juga sedang membangun fasilitas pengembangan vaksin di Vietnam untuk memperluas jangkauan pasar anak perusahaan pengembangan vaksinnya. Belanja modal tahunan harus mencakup belanja modal pemeliharaan sekitar Rp500 miliar-700 miliar per tahun. Belanja modal yang ekspansif dapat dikurangi jika kondisi pasar saat ini tidak mendukung. Namun, belanja modal yang lebih tinggi dari ekspektasi kami akan membatasi kemampuan Japfa untuk melakukan deleverage.
IDR Japfa berada pada posisi yang baik dibandingkan dengan Minerva SA (BB/Stabil) dan Frigorifico Concepcion SA (B+/Stabil).
Minerva adalah salah satu eksportir daging sapi terbesar di Amerika Selatan dengan penjualan ekspor menyumbang sekitar 55% pendapatan. Profitabilitasnya cukup kuat meskipun biaya inputnya tinggi, hal ini dibantu oleh orientasi ekspornya. Di sisi lain, operasional Japfa terkonsentrasi di Indonesia, sehingga rentan terhadap perubahan kebijakan dan keseimbangan pasokan-permintaan dalam industri unggas dalam negeri di Indonesia. Minerva juga lebih besar dibandingkan Japfa, dengan EBITDA sekitar USD630 juta pada tahun 2023 dan EBITDA net leverage yang lebih rendah sekitar 2,5x. Faktor-faktor ini mendukung penilaian Fitch terhadap peringkat yang lebih tinggi untuk Minerva.
Japfa diperingkat sama dengan Frigorifico, yaitu lebih kecil dengan EBITDA sekitar USD150 juta-160 juta pada tahun 2024. Frigorifico juga kurang terintegrasi secara vertikal dibandingkan Japfa dan bergantung pada pasokan sapi dari pihak ketiga. Namun, Frigorifico memiliki diversifikasi geografis yang lebih baik, dengan lebih dari 60% pendapatannya berasal dari ekspor ke berbagai pasar di Amerika Selatan dan Asia. Japfa memiliki integrasi vertikal yang lebih baik, namun profil keuangannya sedikit lebih lemah dibandingkan Frigorifico. Fitch memperkirakan EBITDA net leverage Frigorifico akan moderat menjadi sekitar 2,4x pada tahun 2024, dibandingkan Japfa yang sebesar 3,3x.
Peringkat Nasional Jangka Panjang Japfa sebanding dengan PT Samator Indo Gas Tbk (A(idn)/Stabil), PT Bali Towerindo Sentra Tbk (A-(idn)/Stabil) dan Golden Agri-Resources Ltd. (GAR ) anak perusahaan, PT Ivo Mas Tunggal (A+(idn)/Stabil) dan PT Sawit Mas Sejahtera (A+(idn)/Stabil), yang peringkatnya selaras dengan profil kredit konsolidasi perusahaan induknya.
Related News
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M