Pasar Antisipasi Stimulus Agresif China Respon Pelambatan Ekonomi
prediksi dan rekomendasi saham
EmitenNews.com - DJIA melemah -0,54% pada Senin (12/9), diikuti S&P 500 (-0,61%) dan Nasdaq (-0,62%). Bursa saham Wall Street terkoreksi seiring aksi ambil untung investor menjelang rilis data inflasi minggu ini.
Inflasi AS November 2024 diproyeksikan naik menjadi +2,7% YoY, berdasarkan estimasi konsensus. Meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah turut membebani sentimen pasar.
Hari ini, pasar akan menantikan beberapa rilis data seperti: 1) Neraca Perdagangan Tiongkok November 2024; 2) Penjualan Ritel Indonesia Oktober 2024; 3) Tingkat Inflasi Jerman November 2024.
OPEC+ telah memutuskan untuk menunda rencana peningkatan produksi minyaknya hingga Maret 2025. Peningkatan produksi sebesar 180.000 barel per hari, yang awalnya dijadwalkan mulai Januari 2024, kini akan dimulai April 2024.
MNC Sekuritas menduga keputusan tersebut diambil karena melemahnya permintaan minyak dari Tiongkok, konsumen minyak terbesar dunia, serta meningkatnya pasokan dari AS, Brasil, dan Kanada.
"Penundaan ini memberi ruang bagi penyesuaian kebijakan energi untuk menjaga stabilitas harga pasar. Dengan memperlambat pertumbuhan produksi, harga minyak diharapkan akan stabil, sehingga perusahaan dapat menghindari fluktuasi tajam yang dapat mengganggu perencanaan jangka panjang dan pengembangan proyek," demikian MNCS dalam ulasannya pagi ini.
IHSG menguat +0,74% ke level 7.437,73 pada perdagangan Senin (12/9) dengan net buy asing sebesar Rp296,4 miliar. Mayoritas sektor menguat, dipimpin oleh sektor energi (+2,12%) dan sektor transportasi dan logistik (+1,34%). Satu-satunya sektor yang mencatatkan pelemahan adalah sektor kesehatan (-0,09%).
Indeks berhasil menguat di tengah penguatan sebagian besar bursa Asia seiring dengan pasar yang mencermati rilis IKK Indonesia November 2024 yang berada di level 125,9, naik dari level bulan lalu di level 121,1.
Selain itu, pasar masih mengantisipasi stimulus yang lebih proaktif dan agresif dari Tiongkok, mengingat kondisi ekonomi negara tersebut yang melambat. Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada level Rp15.865/USD.
MNC Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak pada kisaran harga 7.399-7.450. Rekomendasi hari ini: BMRI, BUKA, KLBF, dan PGEO.(*)
Related News
Cetak Laba Rp21,5 Triliun di 2024, Bagaimana Prospek Saham BBNI?
Dibangun Dengan Rp75T, Aset Kelolaan INA Kini Mencapai Rp144T
Lanjutkan Reli Beruntun, IHSG Sesi I Naik 0,95 Persen ke Level 7.250
Pemerintah-ExxonMobil Sepakati Kerja Sama Investasi Senilai USD10M
Askrindo Tegaskan Komitmen Antikorupsi, BUMN Bersih dan Transparan
Hitungan Kemenperin Nilai Riil Investasi AirTag Apple Cuma USD200 Juta