EmitenNews.com - Indeks Wall Street mengalami penurunan signifikan pada Jumat lalu menyusul data nonfarm payroll yang lebih kuat dari perkiraan, meningkatkan keraguan tentang kelanjutan pemangkasan suku bunga oleh Fed tahun ini.


Nonfarm payroll Desember 2024 melaporkan penambahan lapangan pekerjaan sebesar 256.000, yang terbesar dalam sembilan bulan, naik dari 212.000 pada bulan sebelumnya dan jauh di atas perkiraan 160.000. Tingkat pengangguran juga turun dari 4,2% menjadi 4,1%. Data ini mendorong imbal hasil Treasury AS 10 tahun ke level tertinggi sejak akhir 2023.


"Pasar memperkirakan Fed tidak akan memangkas suku bunga dalam pertemuannya di bulan Januari dan Maret. Selain itu, Indeks Sentimen Michigan bulan Januari, yang menunjukkan meningkatnya ekspektasi inflasi, semakin menambah sentimen negatif," demikian ulas analis Waterfront Sekuritas Indonesia dalam tinjauan dan prediksi pasarnya hari ini.


Sementara itu, harga minyak mentah melonjak karena kekhawatiran pasokan menyusul sanksi AS terhadap industri minyak Rusia. Harga emas juga naik karena ketidakpastian kebijakan menjelang transisi pemerintahan AS meningkatkan permintaan untuk aset safe haven.


Data ekonomi AS yang akan dirilis minggu ini antara lain CPI, PPI, penjualan ritel, pembangunan rumah, dan izin bangunan. Dari dalam negeri, agendanya adalah Rapat Gubernur Bank Indonesia dan rilis neraca perdagangan.


Pada Jumat, 10 Januari 2025, IHSG ditutup menguat 0,34% di level 7.088. Saham sektor energi mencatatkan penguatan terbesar, sedangkan saham sektor teknologi mencatatkan koreksi terbesar. Investor asing mencatatkan net sell Rp201,53 miliar, termasuk di pasar nonreguler.


Hari ini, IHSG diperkirakan Waterfront Sekuritas akan bergerak di kisaran support 7.030/7.000 dan kisaran resistance 7.130/7.165. Saham pilihan: BRIS, TLKM, ICBP, INDF, BRPT, BRMS, MDKA, AKRA, TINS, ANTM.(*)