Seluruh IP dari FOLK juga didukung oleh basis komunitas yang sangat kuat. Kombinasi dari seluruh ekosistem FOLK tersebut telah menjangkau lebih dari 100 juta masyarakat Indonesia dengan demografi umur 18 . 45 tahun dari perkotaan sampai sub urban. FOLK menerbitkan 570 juta lembar saham baru atau setara dengan 14,4% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan, dengan harga penawaran sebesar adalah Rp100 per lembar saham.

 

Bersamaan dengan IPO, FOLK juga akan menerbitkan 285 juta Waran Seri I yang bisa menjadi saham baru, dengan nominal Rp200/lembar. Terkait penggunaan dana hasil IPO, perseroan akan menggunakan sekitar 22,69% untuk penyetoran modal kepada PT Finfolk Media Nusantara (FMN).

 

Kemudian sekitar 18,85% akan digunakan perseroan untuk pembayaran jasa kontraktor, renovasi gedung kantor, pembuatan studio, ruang pertemuan, dan juga pembelian peralatan perlengkapan. Lalu sekitar 17,65% hasil IPO akan digunakan perseroan untuk pembelian saham PT Untung Selalu Sukses (USS), Terakhir, sebesar 12,50% akan dipinjamkan kepada PT Drsoap Global Indonesia (DGI), 12,00% akan dipinjamkan kepada PT Amazara Indonesia Mudakarya (AIM). 6,60% akan dipinjamkan kepada PT Syca Kreasi Indonesia (SKI).

 

Berikutnya, FOLK Group memiliki beberapa rencana strategi kedepannya untuk mengembangkan kegiatan usaha perseroan. "FOLK Group lahir dari spirit kreasi dan kolaborasi para pendirinya. Saat ini kami sedang memasuki babak baru, yaitu menjadi perusahaan publik. Langkah berikut nya adalah focus untuk memperbesar ekosistem FOLK Group di sektor new media dan consumer secara organik dan anorganik. Mimpi kami masih sangat besar dan ini baru permulaan." ungkap Danny Sutradewa, selaku Direktur Utama FOLK Group.