"Tingginya permintaan di tengah disrupsi pasokan global membuat harga komoditas bertahan tinggi sehingga menjadi penopang kinerja sektor pertambangan," jelas Rahayu.


Pertumbuhan sektor pertambangan yang solid juga disebabkan oleh upaya pemerintah untuk mendorong hilirisasi sektor primer yang bernilai tambah tinggi dan penguatan produktivitas sisi hulu industri. Sementara itu, sektor pertanian tumbuh sebesar 1,4% (yoy) pada triwulan II 2022.


Kinerja sektor pertanian ini didorong oleh permintaan Produk sawit dan turunannya yang masih tinggi disertai dibukanya kembali izin ekspor sejak pertengahan triwulan II seiring semakin stabilnya harga minyak goreng dalam negeri.


Ekspansi sektor manufaktur dan perdagangan terus stabil, sejalan dengan perbaikan kapasitas produksi dan permintaan dalam negeri. Pada triwulan II, sektor manufaktur dan sektor perdagangan masing-masing tumbuh 4,0 dan 4,4% (yoy).


Aktivitas manufaktur yang kuat terus diindikasikan oleh pergerakan PMI manufaktur nasional yang selalu berada dalam zona ekpansi di sepanjang triwulan II. Indikasi ini juga diperkuat dengan kapasitas produksi manufaktur yang terus mendekati level prapandemi (triwulan II-2022: 72,91, rata-rata triwulanan 2015-2019: 73,75).


Sementara, selaras dengan sektor manufaktur, sektor perdagangan juga tumbuh stabil. Mobilitas dan konsumsi masyarakat yang meningkat tinggi pada momen lebaran menopang kuatnya sektor perdagangan. Keberlanjutan pemulihan dua sektor utama penopang pertumbuhan ini juga tercermin dari kinerja penerimaan perpajakan masing-masing sektor yang rata-rata tumbuh 56,3% dan 78,4% (yoy) pada triwulan II.


Sektor konstruksi tumbuh sebesar 1,0 persen (yoy) pada triwulan II-2022. Aktivitas konstruksi masih didukung pertumbuhan kredit konstruksi yang tumbuh positif dalam beberapa bulan terakhir. Percepatan pembangunan proyek strategis pemerintah dan pemulihan aktivitas pembangunan oleh swasta diharapkan mampu terus menjadi pendorong kinerja sektor konstruksi ke depan.