EmitenNews.com - Pefindo menegaskan peringkat idA untuk PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) dan merevisi prospek atas peringkat perusahaan menjadi negatif dari sebelumnya stabil.


Revisi prospek ini terkait dengan rencana Perusahaan untuk melakukan divestasi atas PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).


"Kami menilai divestasi ini dapat menurunkan profil bisnis dan keuangan TBS dikarenakan kedua perusahaan memilliki porsi kontribusi yang signifikan terhadap profil bisnis TBS dengan telah memiliki kontrak yang kuat berdasarkan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PPLN) yang akan mengamankan pendapatan yang stabil dalam jangka panjang," demikian pernyataan resmi dari Pefindo.


Rencana Perusahaan setelah divestasi akan dikaji sesudah mereka menerima informasi yang memadai. Pada saat yang sama, Pefindo menetapkan peringkat idA atas Obligasi I Tahun 2023 yang diterbitkan TBS.


Peringkat dapat diturunkan apabila Perusahaan merealisasikan divestasi ini tanpa dikompensasi dengan investasi baru yang memiliki profil kredit yang setara dengan perusahaan yang didivestasikan.


"Kami dapat menegaskan kembali peringkat dan merevisi prospek kembali menjadi stabil jika rencana transaksi ini tidak direalisasikan atau Perusahaan mampu untuk menggantikan MCL dan GLP dengan proyek lainnya yang kami nilai memiliki profil kredit yang setara."


Peringkat tersebut mencerminkan bisnis TBS yang terdiversifikasi dengan baik, struktur permodalan yang konservatif dan perlindungan arus kas yang kuat serta permintaan yang kuat dari bisnis baru. Peringkat tersebut dibatasi oleh risiko atas pengembangan proyek-proyek baru serta paparan terhadap risiko fluktuasi harga komoditas.


PT TBS Energi Utama Tbk didirikan pada tahun 2008 dan memiliki beberapa anak usaha yang bergerak di bidang batubara di Kalimantan Timur, Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Gorontalo dan Sulawesi Utara, pengelolaan limbah di Singapura dan Indonesia, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro di Lampung, Pembangkit Listrik Tenaga Surya terapung di Batam, dan kendaraan listrik.


Perusahaan berencana untuk berkembang ke energi terbarukan dalam waktu dekat dan menengah. Per 30 Juni 2024, pemegang saham adalah Highland Strategic Holdings Pte., Ltd (61,017%), PT Toba Sejahtra (8,869%), PT Bara Makmur Abadi (5,472%), dan publik (24,642%).(*)