Selain itu, PMI Manufaktur China menunjukkan ekspansi dan merupakan yang tertinggi sejak Februari tahun ini, mengalahkan ekspektasi kontraksi yang sama dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, tingkat inflasi umum dan inflasi inti ( year-on-year ) Indonesia di bulan Agustus sedikit lebih rendah dari ekspektasi.

 

Apa yang dilakukan China untuk meningkatkan pasar properti mereka?

Ashmore mencermati, kita terus melihat adanya kekhawatiran terhadap pertumbuhan China, terutama di sektor real estat yang mendorong sekitar 30% dari PDB negara tersebut. Penjualan oleh pengembang properti terbesar turun 34% dari tahun ke tahun seiring dengan masalah Country Garden Holdings yang semakin dekat dengan gagal bayar.

 

Dengan latar belakang yang tidak menentu ini, Pemerintah China telah mengambil beberapa langkah untuk menstimulasi pertumbuhan di sektor ini, di antaranya adalah insentif fiskal, pelonggaran KPR, serta pengurangan uang muka yang diperlukan untuk pembelian rumah pertama dan kedua.

 

Sementara itu, ketika China mengalami cobaan ini, beberapa pejabat di pasar negara maju memprediksi bahwa China sedang mencapai puncaknya dan beberapa perusahaan Amerika mulai melihat China semakin tidak menarik untuk diinvestasikan.

 

Berlawanan dengan pertumbuhan China yang lambat, pertumbuhan ekonomi AS kuartal II direvisi lebih rendah namun tetap lebih tinggi dari kuartal I. "Seperti yang telah kita lihat dari pertemuan di Jackson Hole pekan lalu, The Fed mempertahankan sikapnya yang bergantung pada data untuk keputusan di masa depan, dan masih melihat kemungkinan kenaikan suku bunga," tulis Ashmore.

 

Menurut Ashmore, pasar masih cukup yakin bahwa rapat The Fed, 20 September nanti tidak akan menaikkan suku bunga. "Namun pertemuan berikutnya menjadi kurang pasti dengan kemungkinan lebih besar untuk mempertahankan suku bunga berdasarkan ekspektasi hari ini."

 

Imbal hasil obligasi 10 tahun Indonesia mengalami lonjakan menjadi 6,67 bulan ini namun sejak itu stabil di sekitar 6,38, setelah pengumuman instrumen baru BI.

 

"Kami terus melihat adanya volatilitas baik di pasar global maupun pasar lokal, dan merekomendasikan untuk tetap melakukan diversifikasi dan berinvestasi di reksadana kami ADEN , ASDN , ADPN untuk reksadana saham dan ADON dan ADOUN untuk reksadana pendapatan tetap ." (Ashmore)