EmitenNews.com - Pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi Tirwulan IV-2025 akan lebih tinggi, seiring dengan berbagai program stimulus yang digulirkan untuk menjaga daya beli masyarakat dan memacu sektor riil. Termasuk insentif bagi sektor pariwisata, hotel, dan kafe melalui kebijakan PPh Ditanggung Pemerintah (DTP), serta program diskon transportasi menjelang Natal dan Tahun Baru.

"Selain itu, Pemerintah terus memperkuat fondasi kemandirian ekonomi nasional melalui lima pilar utama, yaitu investasi dan hilirisasi, ekonomi hijau, ekonomi digital, penguatan UMKM, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)," ungkap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Kompas100 CEO Forum di Jakarta, Selasa (4/11).

Investasi menjadi penggerak utama kemandirian ekonomi nasional. Hingga September 2025, realisasi investasi mencapai Rp1.434,3 triliun, atau 75,3% dari target, dan menyerap 1,96 juta tenaga kerja. Investasi hilirisasi tumbuh 58,1% (yoy) menjadi Rp431,4 triliun, mencerminkan percepatan industri bernilai tambah.

Dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), investasi mencapai Rp294,4 triliun dengan 187 ribu tenaga kerja. Pemerintah juga mendorong ekosistem kendaraan listrik dan semikonduktor dengan target menguasai 9% pasar global pada 2030.

Selanjutnya, Pemerintah mendorong kemandirian pangan, energi, air, serta pengembangan ekonomi kreatif, hijau, dan biru. Pemerintah berkomitmen mempercepat transisi menuju ekonomi hijau dengan target net zero emission sebelum 2060 melalui pengembangan EBT, elektrifikasi, efisiensi energi, dan Carbon Capture Storage (CCS).

Dengan potensi EBT mencapai 1.000 gigawatt dan pembangunan Green Super Grid 70 ribu km, Pemerintah juga mendorong pembangunan 33 PLTSa berkapasitas 20 MW yang didukung Patriot Fund untuk mempercepat kebersihan kota dan pariwisata dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Kemudian, dalam mendukung peningkatan ekosistem ekonomi digital, Indonesia telah mencatat kemajuan penting melalui kesepakatan ASEAN DEFA yang berpotensi mendorong nilai ekonomi digital ASEAN pada 2030, dari sekitar Rp1 triliun menjadi Rp2 triliun, dan bagi Indonesia, akan meningkatkan nilai ekonomi digital dari Rp400 triliun menjadi Rp600 triliun.

“Oleh karena itu kebutuhan SDM kita di bidang digital yang 500 ribu (per tahun) ini harus terus kita pacu karena ekonomi digital itu terkait dengan infrastruktur, terkait juga dengan data center, startup, artificial intelligence dan juga kemampuan kita untuk mendorong supply chain di semikonduktor. Nah ini menjadi pemicu perekonomian ke depan,” ungkap Menko Airlangga.

Pemerintah juga terus memperkuat pemberdayaan UMKM melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan realisasi hingga saat ini mencapai Rp217 triliun dan menjangkau lebih dari 30,5 juta debitur. Tambahan pencairan KUR sebesar Rp40 triliun pada akhir tahun ini diperkirakan akan menggerakkan aktivitas ekonomi dan menyerap jutaan tenaga kerja.

Lebih lanjut, Pemerintah mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia yang berkualitas menuju Indonesia Emas 2045. Pemerintah menargetkan tenaga kerja hijau naik 3% pada 2029 melalui reskilling dan upskilling berbasis kebutuhan industri. Selain itu, Pemerintah juga melanjutkan Program Magang Nasional bagi 100 ribu peserta guna memperkuat keterhubungan antara pendidikan tinggi dan dunia kerja, khususnya di sektor digital, manufaktur, dan keuangan.

Menurut Airlangga sinergi Pemerintah dan dunia usaha tentu sangat penting, dan ia berharap seluruh stakeholder juga membantu masyarakat. "Kita punya lulusan perguruan tinggi 1,3 sampai 1,4 juta dan ini menjadi tugas kita semua agar generasi-generasi muda ke depan ini sudah bisa siap untuk masuk ke lapangan kerja atau siap menjadi entrepreneurs dan ini tugas daripada kita semua bukan hanya Pemerintah tetapi juga para investor sektor keuangan, sektor manufaktur, maupun sektor pertanian yang tentunya ke depannya lebih ke arah smart farming atau modern farming,” pungkas Menko Airlangga.(*)