EmitenNews.com -Sucor Group kembali mewarnai dunia investasi dengan mengadakan Sucor Spotlight bertajuk “Menuju Indonesia Maju” pada pekan lalu, di Hotel JS Luwansa, Jakarta.Event serupa juga pernah diadakan dengan mengundang beberapa tokoh, diantaranya Luhut Binsar Pandjaitan dan Cipta Ciputra Harun. Sucor Spotlight kali ini menghadirkan Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah, Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Ahmad Mikail, Ekonom Sucor Sekuritas. Serta dihadiri para pelaku industri pasar modal, Regulator, dan Influencer Saham.

 

Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh komunitas investor muda yang memberikan apresiasi kepada Ganjar Pranowo atas perjuangan dan dedikasinya dalam mendukung perkembangan ekonomi digital di Jawa Tengah. William prasetyo, Founder Investor Muda mengungkapkan” ini adalah suatu terobosan yang tidak terkungkung oleh waktu, sangat relevan dan terus mengikuti perkembangan zaman. Di era digital seperti sekarang ini, banyak sekali cara yang bisa kita lakukan. Dan anak muda jaman now mungkin terpecah dengan berbagai macam terdoktrin ide dan gagasan yang mudah didapat diluar sana. Tapi saya cukup yakin dengan kepemimpinan yang memberikan contoh konkrit akan tetap memberikan dampak yang baik” Indonesia saat ini sedang berupaya mewujudkan cita-cita untuk menjadi negara maju terbebas dari “middle income trap”. 

 

PWC memprediksi perekonomian Indonesia berada di peringkat 5 terbesar dunia pada 2030. Kemudian akan meningkat menjadi US$ 10,52 triliun pada 2050 dan berada di peringkat 4 terbesar dunia. Sepanjang 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kumulatif berada di level 5,31 persen ini tertinggi sejak 2013 yang saat itu berada di level 5,56 persen. Sedangkan relasisasi investasi Indonesia sepanjang tahun 2022 melampaui target mencapai Rp 1.207 triliun ini tertinggi sejak tahun 2017.

 

Dalam paparannya Ganjar Pranowo menyebutkan terdapat lima tantangan global terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertama, Kondisi geopolitik yang tidak kondusif, perang Rusia-Ukraina menyebabkan disrupsi rantai pasok dan meningkatnya tensi barat-timur. Kedua, dengan tingginya disrupsi rantai pasok menyebabkan tingginya inflasi, sehingga bank sentral dibanyak negara mengambil kebijakan pengetatan uang beredar. Ketiga, Masifnya disrupsi teknologi akan mengubah pola produksi, hubungan industrial, perkembangan pasokan ketenagakerjaan, dan tatanan sosial masyarakat. Keempat, Dorongan energi transisi dan keberlanjutan. Serta, persepsi negatif terhadap batu bara dan kelapa sawit.

 

Ganjar Pranowo juga memaparkan, adanya hilirisasi nikel dan bauksit menjadi salah satu penyelamat ekonomi Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian global. Dengan dilaksanakannya hilirisasi nikel, nilai ekspor naik 300 kali lipat dari Rp11,95 Triliun pada tahun 2020 menjadi Rp3,26 Triliun pada tahun 2022. Serta menggerakkan 150.000 tenaga kerja local untuk bekerja di industry nikel. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen, bebrapa hal dapat kita lakukan, yaitu memngembangkan infrastruktur, memperluas hilirisasi, memanfaatkan kekayaan alam dan menguatkan SDM.