EmitenNews.com -Danai pembangunan pembangkit air panas bumi (brine to power), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 600 juta atau setara Rp 9,1 triliun.

 

Direktur Keuangan Pertamina Geothermal, Nelwin Aldriansyah seperti dikutip investormengatakan, pengembangan proyek brine to power atau co-generation dialokasikan dana sekitar USD 600 juta yang sebagian berasal dari dana hasil initial public offering (IPO) saham.

 

"Jadi, proyek brine to power 210 MW ini merupakan bagian dari pengembangan kapasitas 600 MW dalam lima tahun ke depan. Proyek ini sekaligus bagian dari pemenuhan target 1 GW dalam dua tahun,"ujarnya.

 

Sampai Agustus 2023, lanjut Nelwin, perseroan telah merealisasikan belanja modal sekitar US$ 130 juta atau sebanding dengan Rp 1,9 triliun dan kini menyisakan sekitar USD 460 juta atau setara Rp 7 triliun. Seperti diketahui, anak usaha PT Pertamina (Persero) ini meraup dana segar dari IPO total sebesar Rp 9 triliun setelah melepas 10,35 miliar saham atau mencerminkan 25% saham dengan banderol Rp 875 per saham.

 

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Hasan Barakwan merekomendasikan beli untuk saham PGEO dengan target harga Rp 1.170 dari target harga sebelumnya Rp 1.090. Hasan mencermati, saham PGEO berpotensi menguat sebesar 17% dan EV/Ebitda 11.3x atau 13,2%.