Perusahaan Kembangkan Hilirisasi Spirulina dan Porang, Kemenperin Siapkan Pembinaan
Kementerian Perindustrian memberikan pembinaan bagi perusahaan yang melakukan hilirisasi spirulina (mikroalga) dan porang. dok. Kementerian Perindustrian.
EmitenNews.com - Perusahaan-perusahaan yang melakukan hilirisasi spirulina (mikroalga) dan porang mendapat pembinaan dari Kementerian Perindustrian. Salah satu yang dilakukan Kemenperin melalui fasilitasi kerja sama dengan para pemangku kepentingan terkait.
“Saat ini telah terdapat perusahaan yang berhasil memproduksi beberapa produk hilir berbasis Spirulina, meliputi superfood (suplemen dan kopi), superskin (masker wajah), dan supernature (pakan). Produk-produk yang telah dipasarkan tersebut memerlukan perluasan jaringan pasar, termasuk bekerjasama dengan industri pakan,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, di Jakarta, Sabtu (27/1/2024).
Salah satu perusahaan pengolahan spirulina binaan Kemenperin adalah PT Alga Bioteknologi. Perusahaan yang berlokasi di Jawa Tengah itu, bekerja sama dengan Laboratorium Teknologi Pangan Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang. Keduanya sedang mengembangkan produk biskuit berbahan baku spirulina yang kaya protein sebagai nutrisi untuk tumbuh kembang bayi serta mencegah stunting.
“PT Alga Bioteknologi Indonesia mempunyai target menguasai pasar Eropa dan masih mencoba target 10 persen pasar dalam negeri melalui skema kerja sama dengan beberapa lembaga pendidikan, seperti Universitas Diponegoro dan Universitas Setia Budi,” kata Putu Juli Ardika.
Perusahaan binaan Kemenperin yang melakukan hilirisasi porang adalah CV Tri Mitra Agro Semarang dengan produk utama porang berbentuk chip, yang sudah diekspor ke beberapa negara, seperti Tiongkok dan Jepang.
Kemenperin mendukung upaya agar perusahaan-perusahaan bisa melakukan pengembangan produk lain. Di antaranya, tepung glukomanan yang saat ini masih dalam tahap pengujian untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih halus (120-150 mesh) dan kadar glukomanan sebesar 90 persen dari kadar manan saat ini yaitu 70 persen.
Bentuk dukungan Kemenperin antara lain dengan memfasilitasi kerja sama penelitian bersama IPB University, Bogor. Ditjen Industri Agro Kemenperin dan IPB University terus melakukan penelitian dan pengujian lanjutan hingga mendapatkan mendapatkan hasil yang maksimal.
Kemenperin juga mendorong peningkatan penggunaan glukomanan dalam negeri, salah satunya dengan penyelenggaraan business matching antara industri tepung glukomanan dan industri pengguna dalam negeri.
Salah satu poin penting dalam kegiatan ini, penyamaan spesifikasi tepung glukomanan yang dibutuhkan industri pengguna dalam negeri dengan produk hasil industri. ***
Related News
Harga Emas Antam Lanjut Melaju Rp15.000 per Gram
Konsisten Tumbuh, Sektor Ritel Diprediksi Jadi Andalan Ekonomi 2025
Harga Emas Antam Kembali Naik Rp8.000 per Gram
Sepekan Dana Asing Eksodus Rp7,42 Triliun, Cek Detailnya
Nilai Ekspor Oktober 2024 Mencapai USD24,41 Miliar
Pemerintah Antisipasi Deflasi pada Komoditas Cabai