EmitenNews.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus berperan aktif dalam aksi global melestarikan lapisan ozon. Itu dilakukan dengan melakukan pengendalian secara ketat terhadap penggunaan, aktivitas impor, dan produksi Bahan Perusak Ozon (BPO). 

Semen Indonesia alias SIG (SMGR) tidak mau ketinggalan. Raksasa semen Asia Tenggara itu, turut ambil bagian dalam upaya pelestarian ozon dengan mengoptimalisasi fasilitas pemusnah BPO dioperasikan anak usaha yaitu Solusi Bangun Indonesia (SMCB) di Pabrik Narogong, Bogor, Jawa Barat.

Aksi global untuk melestarikan lapisan ozon dipicu penemuan lubang pada lapisan ozon di Benua Antartika pada awal 1980-an. Sebagai pelindung bumi dari bahaya radiasi ultraviolet (UV) matahari, terutama UV-B, lubang menganga pada lapisan ozon menjadi ancaman bagi kehidupan bumi. 

Sebab, radiasi UV dari matahari dapat menyebabkan kanker kulit, kerusakan mata, dan gangguan sistem imun manusia. Radiasi UV juga dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman, ekosistem perairan, dan penyakit pada hewan. Didasari kesadaran pentingnya peran lapisan ozon bagi kehidupan, masyarakat internasional bersepakat melindungi, dan memulihkan lapisan ozon dari kerusakan. 

Kesepakatan tersebut dikenal dengan nama Protokol Montreal, sebuah perjanjian internasional diteken pada 16 September 1987 oleh sejumlah negara untuk melindungi lapisan ozon dari zat-zat kimia berbahaya, dan merusak. Misalnya, chlorofluorocarbon (CFC) memiliki unsur klorin, florin, dan karbon, ditemui pada alat pendingin ruangan atau AC (air conditioner).

SIG melalui lini bisnis pengelolaan limbah dan sampah berkelanjutan bernama Nathabumi, terus mengoptimalkan fasilitas pemusnah BPO telah beroperasi sejak 2007, dan pertama Asia Tenggara. Nathabumi tercatat membantu 36 institusi pemerintahan, dan perusahaan berbagai industri dalam pemusnahan BPO.

Antara lain industri makanan dan minuman, farmasi, kimia, petrokimia, manufaktur, energi, pertambangan, pengelolaan limbah, hingga minyak dan gas. Per Agustus 2024, Nathabumi telah memusnahkan 103 ton BPO perusak lapisan ozon, atau telah membantu mencegah pelepasan Gas Rumah Kaca ke atmosfer setara 220.914 ton CO2 equivalent. 

Jenis BPO yang dimusnahkan antara lain, senyawa halon banyak digunakan untuk bahan pemadam kebakaran, refrigerant-CFC/HCFC/HFC dari unit pendingin seperti AC dan lemari es, serta SF6 biasa digunakan dalam peralatan listrik tegangan tinggi.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, kehadiran fasilitas pemusnah BPO makin memperkuat langkah SIG dalam upaya pelestarian lingkungan untuk menjaga keberlangsungan hidup makhluk hidup di bumi, sejalan dengan sustainability roadmap 2030 SIG pilar Perlindungan Terhadap Lingkungan.

“Fasilitas pemusnah BPO tidak hanya berkontribusi dalam pelestarian lapisan ozon, tetapi juga sebagai upaya mitigasi perubahan iklim. Karena BPO tidak terkelola dengan baik akan meningkatkan intensitas Gas Rumah Kaca penyebab perubahan iklim yang dampaknya telah kita rasakan saat ini, seperti peningkatan suhu bumi,” tutur Vita.

Proses pemusnahan BPO oleh Nathabumi dilakukan dengan teknologi aman dan ramah lingkungan. Di mana, limbah BPO berbentuk cair maupun gas dimusnahkan dalam tanur semen dengan suhu mencapai 1.500 derajat celsius secara stabil. Fasilitas pemusnahan BPO ini telah memiliki izin pengolahan BPO dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.

Nah, untuk berkontribusi lebih dalam upaya pelestarian lapisan ozon, SIG juga mendorong penggunaan alat pendingin (refrigerant) non CFC dan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) non Halon di wilayah operasi. Seperti Solusi Bangun Indonesia, anak usaha SIG telah menggunakan alat pendingin, dan APAR ramah ozon seluruh wilayah operasi.

Vita menambahkan, SIG juga menerapkan operational excellence dengan menggunakan hydrogen injection dalam kegiatan produksi. Penggunaan hydrogen injection membantu proses pembakaran di kiln semen lebih sempurna, sehingga mendukung optimasi kegiatan produksi dan efisiensi dalam penggunaan bahan bakar, sekaligus mencegah timbulnya zat N2O, merupakan senyawa kimia juga dapat merusak ozon.

”Dengan fasilitas, kemampuan, dan pengalaman itu, SIG siap berkolaborasi dengan berbagai elemen untuk bersama-sama menjaga kelestarian lapisan ozon sehingga bumi tetap menjadi tempat aman, dan nyaman untuk ditinggali bagi semua makhluk hidup,” tukas Vita. (*)