PMI Manufaktur Agustus 2022 Capai 51,3, Tertinggi Dalam Empat Bulan Terakhir

EmitenNews.com - Sektor manufaktur Indonesia kembali melanjutkan ekspansi dan terus menguat. Hal ini tercermin dari peningkatan Purchasing Managers‘ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang mencapai 51,7 pada Agustus 2022 (Juli: 51,3) dan menjadi level tertinggi selama empat bulan terakhir.
“Pertumbuhan ini didorong baik oleh peningkatan permintaan baru maupun peningkatan output. Selain itu tekanan inflasi yang terkendali juga memiliki andil dalam ekspansi sektor manufaktur“, ujar kata Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.
Pemerintah akan terus berupaya untuk menjaga momentum ini tetap stabil agar sektor manufaktur tetap mampu menopang pemulihan ekonomi yang terus berlanjut di tengah ketidakpastian global saat ini.
Dari sisi inflasi, pada Agustus 2022 tercatat 4,69% (yoy), turun dibandingkan Juli 4,94% (yoy). Secara bulanan (mtm), bulan Agustus mencatatkan deflasi sebesar 0,21% yang merupakan deflsi terbesar sejak September 2019. Sementara itu, inflasi inti (core inflation) pada Agustus 2022 sebesar 3,04% (yoy) meningkat (Juli 2,86%).
Selain itu, inflasi pangan bergejolak (volatile food) mengalami penurunan ke level 8,93% (yoy) (Juli 11,47%). Hal ini didorong oleh membaiknya pasokan produk holtikultura seiring membaiknya panen di daerah-daerah sentra produsen pangan.
Harga minyak goreng juga mencatatkan penurunan seiring harga CPO yang melambat. Inflasi pangan bergejolak (volatile food) mengalami penurunan ke level 8,93% (yoy) (Juli 11,47%). Hal ini didorong oleh membaiknya pasokan produk holtikultura seiring membaiknya panen di daerah-daerah sentra produsen pangan.
"Ke depan, koordinasi dan sinergi dengan Pemerintah Daerah diperlukan untuk mengatasi risiko inflasi ke depan. Beberapa kebijakan yang akan dilakukan adalah kerja sama perdagangan untuk menjaga keseimbangan suplai dan demand antar daerah serta percepatan penyaluran APBD," sambung Febrio.
Dari sisi suplai, Pemerintah akan terus memastikan faktor kelancaran pasokan dan distribusi terutama untuk energi dan pangan. Berbagai anggaran yang dapat berkontribusi untuk pengendalian inflasi di daerah adalah Dana Transfer ke Dareah dan Dana Desa (TKDD) untuk ketahanan pangan serta pembangunan jalan, jembatan, dan lainnya yang diharapkan memperlancar pasokan dan distribusi barang. Dari sisi permintaan, Pemerintah juga akan kolaborasi dengan otoritas terkait.(fj)
Related News

OJK Ungkap, Per Maret Pembiayaan Kendaraan Listrik Capai Rp16,63T

Tambah Jenis Usaha, Wilmar Cahaya (CEKA) Akan Berbisnis Pergudangan

Indonesia Jajaki Pasar Ekspor Pertanian Global Lewat UEA

Harga Emas Antam Naik Rp23.000 per Gram

Ini Klarifikasi Komdigi Soal Isu Pembatasan Ongkir Gratis

Libur Panjang Waisak Dongkrak Okupansi Hotel InJourney