EmitenNews.com - Kinerja produksi sektor manufaktur Indonesia yang tercermin pada PMI Manufaktur Februari 2022 tercatat mencapai 51,2. Meski turun tipis dari PMI Manufaktur bulan sebelumnya yang tercatat 53,5 namun masih berada pada zona ekspansi dalam enam bulan terakhir.
“Indeks PMI yang masih berada di zona ekspansif ini mencerminkan bahwa dampak penyebaran Omicron relatif terbatas pada ekonomi Indonesia, khususnya di sektor industri dibandingkan gelombang Delta sebelumnya”, ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI, Febrio Kacaribu.
Pada Juli 2021 dimana puncak penyebaran varian Delta, sektor industri terpukul dengan PMI Manufaktur menyentuh level kontraktif di angka 40. Namun pada Februari 2022, yang merupakan puncak penyebaran Omicron, sektor industri Indonesia mampu tetap bertahan di level ekspansif.
Aktivitas pembelian bahan baku atau barang modal pada sektor industri tetap kuat di tengah masa penyebaran varian Omicron. Namun dunia usaha tetap mengantisipasi risiko penyebaran varian Omicron.
Hal ini terlihat dari kebijakan dunia usaha dalam menentukan peningkatan jumlah persediaan yang mulai dibatasi. Selain itu, dinamika ekonomi global juga mempengaruhi tingkat permintaan dunia dan risiko gejolak harga komoditas yang masih relatif meningkat hingga saat ini.
Namun demikian, berdasarkan survey PMI, para pelaku usaha memperkirakan dampak dari risiko akibat dari penyebaran varian Omicron akan dapat dilalui. Tingkat produksi sektor manufaktur diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan persiapan dalam menghadapi bulan Ramadhan di awal April 2022.(fj)
Related News
Salam Fest 2024 Maluku, Konsistensi BI Perkuat Ekonomi Syariah
Perluas Pasar, Pemerintah Jadikan Maroko Sebagai Hub Afrika
Pembangunan JTTS Rampung 2024, Ini Optimisme Hutama Karya
Wujudkan Ketahanan Pangan, Bapanas Harap Jangan Hanya Konsumsi Beras
PTPP Tuntaskan Proyek Bendungan Tiu Suntuk Paket II Rp1,4 Triliun
Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga Pangan