EmitenNews.com - Strategi operasi moneter pro-market juga terus dioptimalkan untuk mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui kecukupan likuiditas. Dalam kaitan ini, instrumen moneter pro-market Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Caluta Asing Bank Indoneisa (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) terus dioptimalkan.

Data Bank Indonesia menunjukkan hingga 16 Juni 2025, total posisi instrumen SRBI sebesar Rp811,11 triliun, sehingga mendukung ekspansi likuiditas kebijakan moneter. Sementara instrumen SVBI dan SUVBI pada periode yang sama tercatat masing-masing sebesar 2.060,5 juta dolar AS dan 480 juta dolar AS.

"Implementasi dealer utama sejak Mei 2024 juga makin meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement (repo) antarpelaku pasar," kata Direktur Komunikasi BI, Bambang Pramono.

Bank Indonesia juga melakukan pembelian SBN dari pasar sekunder untuk memperkuat ekspansi likuiditas kebijakan moneter, sekaligus mencerminkan sinergi erat antara kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal Pemerintah.

Selama tahun 2025 (hingga 17 Juni 2025), Bank Indonesia telah membeli SBN sebesar Rp124,33 triliun, yaitu melalui pasar sekunder sebesar Rp87,04 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah, sebesar Rp37,29 triliun.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan strategi operasi moneter pro-market untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter dalam mencapai sasaran inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.(*)