EmitenNews.com - Indonesia harus mengoptimalkan potensi teknis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang mencapai 3,7 TWp sampai 20 TWp. Terutama untuk mendukung tercapainya target puncak emisi sektor kelistrikan di 2030. Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian PLTS Terapung Cirata, di Waduk Cirata, Kamis (9/11/2023), yang dinilai terbesar di Asia Tenggara.

 

"Seiring dengan semakin menurunnya biaya investasi PLTS, menjadikannya sebagai pembangkit energi terbarukan termurah saat ini. Indonesia harus mengoptimalkan potensi teknis PLTS yang mencapai 3,7 TWp sampai 20 TWp untuk mendukung tercapainya target puncak emisi sektor kelistrikan di 2030, dengan biaya termurah," kata Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (9/11/2023).

 

Institute for Essential Services Reform menilai pengoperasian PLTS Terapung Cirata, Jawa Barat menjadi tonggak akselerasi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya untuk dekarbonisasi kelistrikan di Indonesia.

 

Di luar itu, IESR juga mendorong pemerintah dan PLN memanfaatkan potensi teknis PLTS terapung yang mencapai 28,4 GW dari 783 lokasi badan air di Indonesia untuk akselerasi pemanfaatan PLTS.

 

Data Kementerian ESDM menunjukkan adanya potensi PLTS terapung skala besar yang dapat dikembangkan di Indonesia. Setidaknya ada 27 lokasi badan air yang memiliki pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dengan total potensi mencapai 4,8 GW dan setara dengan investasi sebesar USD3,84 miliar (Rp55,15 triliun).

 

Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata 192 MWp, Kamis (9/11/2023). Proyek yang terletak di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat itu, menempati area waduk seluas 200 hektare. 

 

PLTS Terapung Cirata, yang menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) ini, berkapasitas 145 MW Ac atau setara 192 MWp. 

 

"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan tenaga surya PLTS Terapung Cirata 192 MWp," kata Presiden Jokowi, didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif serta Menteri BUMN Erick Thohir.

 

PLTS Terapung Cirata ini menjadi salah satu contoh proyek energi terbarukan yang penting di Indonesia karena mencerminkan pergeseran menuju sumber energi bersih dan berkelanjutan dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan masalah lingkungan. ***